Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

usaha film Yang dibuay dari kaca, Essays (university) of History of film

Panduan Anatas pembuatan filn dafi susat7 yang baeguna

Typology: Essays (university)

2019/2020

Uploaded on 03/18/2020

dhika-nugraha
dhika-nugraha 🇮🇩

2 documents

1 / 46

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff
pf12
pf13
pf14
pf15
pf16
pf17
pf18
pf19
pf1a
pf1b
pf1c
pf1d
pf1e
pf1f
pf20
pf21
pf22
pf23
pf24
pf25
pf26
pf27
pf28
pf29
pf2a
pf2b
pf2c
pf2d
pf2e

Partial preview of the text

Download usaha film Yang dibuay dari kaca and more Essays (university) History of film in PDF only on Docsity!

Sekilas Tentang Usaha Film

Peluang Usaha di Bidang Film

Lokasi Tepat Untuk Usaha Film

Permodalan

Manajemen Produksi

Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Keuangan

Manajemen Pemasaran

Legalitas Usaha

Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Glosarium & Referensi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

B

uku Panduan Pendirian Usaha Pembuatan Film disusun atas kerja sama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan Universitas Sebelas Maret (UNS). Buku ini merupakan satu dari sepuluh buku prosedur pendirian usaha yang disusun untuk memberi panduan dan informasi praktis bagi para calon wirausaha dan start up usaha kreatif di Indonesia. Buku Prosedur Pendirian Usaha Pembuatan Film disusun dengan melibatkan unsur pemerintah, para sineas dan praktisi usaha bidang perfilman di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan demikian, penyusunan buku ini berdasarkan hukum dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia, informasi dan kondisi yang ada di banyak wilayah di Indonesia, dan pengalaman para praktisi usaha pembuatan film maupun sineas dari berbagai wilayah di Indonesia. Kami berharap buku ini dapat menyediakan informasi teknis dan praktis yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pendirian dan pengelolaan usaha pembuatan film. Karena bersifat praktis, buku ini berisi informasi- informasi umum yang perlu diketahui oleh para calon wirausaha di bidang usaha pembuatan film. Untuk melengkapi informasi yang disediakan, pembaca perlu membaca dokumen-dokumen dan sumber-sumber terkait.

Surakarta, Desember 2016

Tim Penyusun

Sumber: pixabay.com

S

ebagai salah satu bidang usaha kreatif, usaha di bidang perfilman memiliki peran penting untuk memicu usaha-usaha terkait, khususnya di bidang pariwisata dan perdagangan. Pertumbuhan yang positif akan memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan daerah. Menurut UU No. 33 Tahun 2009, usaha di bidang perfilman meliputi usaha pembuatan film, jasa teknik film, pengedaran film, pertunjukan film, penjualan/penyewaan film, pengarsipan film, ekspor film, dan impor film. Usaha pembuatan film adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi film, jasa, dan distribusi rekaman film. Usaha ini mencakup manajemen produksi film, penulisan skrip, penyutradaraan, sinematografi, tata artistik, tata suara dan penyuntingan suara, penyuntingan gambar, eksibisi, dan distribusi film. Tujuan penyusunan prosedur pendirian usaha bidang usaha pembuatan film adalah untuk memberi panduan tentang langkah-langkah praktis, regulasi dan prosedur perijinan bagi masyarakat umum dalam mendirikan dan menjalankan usaha di sektor industri kreatif pembuatan film. Buku ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan memulai pendirian usaha pembuatan film atau mereka yang sudah menjalankan usaha film sebagai startup. Dengan berlandaskan informasi-informasi praktis, regulasi dan prosedur perijinan pembuatan film yang disajikan di dalam buku ini, masyarakat yang merintis usaha pembuatan film akan lebih mantap dalam menjalankan usahanya. Panduan bidang usaha pembuatan film ini mencakupi proses produksi film yang terdiri atas tahap pengembangan, tahap praproduksi, tahap produksi, dan tahap pascaproduksi serta proses perijinan yang diperlukan untuk menjalankan usaha pembuatan film. Panduan ini juga berisi informasi praktis tentang cara-cara menangani hal-hal yang terkait dengan hak cipta pembuatan film. Selain itu, disajikan pula panduan untuk memperoleh hak cipta atas produk yang terkait dengan pembuatan film.

SEKILAS TENTANG USAHA FILM

Jika pembuat film dapat menciptakan film dengan positioning dan branding yang baik, niscaya omzet yang diperoleh akan semakin tinggi. Selain keuntungan yang dapat diperoleh dari penjualan film, pembuat film dapat pula memperoleh keuntungan dari produk turunan film yang berupa desain logo film, hak cipta karakter, soundtrack , novel, dan merchandise. Dengan manajemen pemasaran yang baik, tidak tertutup kemungkinan akan diperoleh keuntungan yang banyak, bahkan lebih banyak dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan film. Oleh karena itu, usaha di bidang pembuatan film pantas dilirik sebagai usaha kreatif yang sangat menjanjikan.

PELUANG USAHA FILM

L

okasi usaha memberi kontribusi yang cukup penting bagi pengembangan usaha. Lokasi usaha bisa dibedakan sebagai berikut:

Pilihan lokasi di dunia nyata biasanya dipilih berdasarkan kedekatan dengan pusat uang, yaitu di kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi pesat. Ada juga pilihan yang berdasarkan harga karena diukur dari strategis dan tidaknya lokasi yang dipilih. Letak lokasi dan pilihan lokasi sangat tergantung pada kebutuhan usaha para pelakunya. Izin lokasi diperlukan untuk keamanan dan kenyamanan usaha beserta izin lain yang mendukung pengesahan lokasi usaha. Lokasi di dunia maya membutuhkan alamat web maupun alamat media sosial lain yang digunakan. Lokasi usaha di dunia maya yang berupa alamat web merupakan lokasi yang murah karena hanya membutuhkan biaya kecil untuk membeli domain web. Bahkan, bagi para pemula tersedia juga web yang gratis. Namun demikian, pemilihan lokasi usaha baik yang berada di dunia nyata (berupa kantor dan/atau studio film) maupun yang terletak di dunia maya perlu mempertimbangkan aspek strategis bisnis. Lokasi di dunia nyata yang strategis dan lokasi di dunia maya yang meyakinkan akan memberikan dampak psikologis yang positif bagi calon mitra usaha, investor dan konsumen. Calon mitra usaha dan investor tidak akan merasa ragu untuk bermitra atau menanamkan investasi pada proyek pembuatan film dengan perusahaan pembuatan film yang mempunyai alamat kantor yang meyakinkan.

LOKASI TEPAT UNTUK USAHA FILM

Daftar Kebutuhan Modal Pembuatan Film Pemula

No. Nama Alat/Kebutuhan Jenis & Spesifikasi Perkiraan Harga

1 Microphone

Clip on Rp 300. Boom mic Rp 750. 2 Tripod Rp 500. 3 Stabilizer (Glidecam) Rp 1000. 4 Lighting Daylight, Tungsten Rp 1.000. 5 Sound recorder Rp 1.700. 6 Komputer Rp 10.000.

7 Kamera DSLR

Kamera dengan fitur line in untuk external microphone, full HD video 1080/2K/4K, dilengkapi fixed lens dengan aperture besar.

Rp 50.000.

8 Media penyimpan( external hardisk ) 1 TerraByte Rp 1000.

9 DVD

1 GigaByte 100 keping Rp 100. Sub Total Rp 66.350. 10 Logistik Konsumsi & transportasi - 11 Make up & Wardrobe - 12 Sewa alat & properti - 13 Perizinan & lain-lain -

Biaya yang diperlukan untuk kebutuhan honorarium awak film dan aktor, logistik, make up & wardrobe , sewa peralatan, properti, perizinan dan biaya lain-lain sangat bervariasi. Tergantung durasi dan kesepakatan tentang besarnya honorarium awak film dan aktor yang dibutuhkan. Dengan demikian, pengusaha pembuatan film pemula harus mampu memperkirakan skala film yang akan dibuat, kebutuhan modal yang diperlukan dan yang dapat dipenuhi, serta proyeksi penjualan film.

PERMODALAN

PERMODALAN

Peralatan, Jenis, dan Fungsinya

No. Nama Alat Jenis Fungsi

  1. Microphone

Clip on

Untuk menangkap suara subjek yang jauh dari kamera (khusus subjek) Boom mic Untuk menangkap suara subjekdan suara sekitar

Shotgun mic

Untuk menangkap suara subjek dan suara sekitar yang lebih luas cakupannya daripada shotgun mic

  1. Tripod Untuk merekam gambardengan stabil
  2. Slider/Dolly Motorized, sliderU-shape, panther

Membantu pergerakan kamera untuk memperoleh gambar yang dinamis. Alat ini bisa digantikan dengan steady cam/stabilizer. Bisa menggunakan ex-pabrikan, bisa pula membuat sendiri dengan ukuran slider 1-2 meter Alat ini jarang diperlukan.

  1. Rig

Alat pendukung untuk mentransformasi bentuk kamera DSLR menjadi kamera video. Alat ini jarang diperlukan.

  1. Lighting DaylightTungsten

Pencahayaan, sangat penting untuk menghasilkan gambar video yang tajam. Bisa menggunakan ex-pabrikan dan menggunakan lampu sederhana

  1. Soundrecorder Untuk merekam suara
  2. Komputer

Untuk mengolah hasil rekaman video rendering, dan mastering Komputer yang digunakan harus berkemampuan tinggi dan memiliki kapasitas penyimpanan data yang besar, memori (RAM) besar dan video card yang baik.

MANAJEMEN PRODUKSI

  1. KameraProfesional

Kamera dengan resolusi 2K (HD) atau 4K (UHD)

Kamera yang digunakan untuk akuisisi film elektronik dengan fitur yang lengkap dan kualitas sangat bagus.

  1. KameraDSLR

Kamera dengan fitur line in untuk external microphone, full HD video 1080/2K/4k dan dilengkapi fixed lens dengan aperture besar.

Untuk video atau film yang membutuhkan kualitas gambar yang tajam namun dengan fitur terbatas.

  1. LCD (view finder)

Sebagai media untuk menampilkan citra yang ditangkap oleh lensa sehingga gambar yang direkam (proses shooting) bisa dimonitor dengan baik.

  1. Jimmy Jibb/Portal Jibb

Alat semacam portal, berfungsi sebagai perpanjangan lengan tangan, agar kamera dapat mengambil gambar dari suatu ketinggian dan dapat mengayun.

  1. Aerialcamera

Aerial camera yang umumnya digunakan untuk drone bisa menggantikan Jimmy Jibb.

Steady Cam/ Camera stabilizer

Dipasang pada kamera dan dihubungkan dengan tubuh cameraman, agar dapat melakukan pengambilan gambar sambil berjalan atau berlari, namun tidak menimbulkan guncangan pada kamera.

MANAJEMEN PRODUKSI

proses penulisan screenplay perlu dilakukan peninjauan ulang mengenai aspek entertainment sehingga potensial menarik penonton. Cerita dalam film harus memiliki tema kunci yang dapat dipahami oleh penonton dan menarik bagi penonton. Tentukan genre film yang akan dibuat misalnya action, comedy, horror, thriller, drama, romance, romantic comedy, dan comedy.

c. Isu SARA dan pesan budaya

Sebuah film tidak boleh mengandung unsur diskriminasi suku, agama, ras. Untuk itu, proses penulisan screenplay , proses shooting , proses casting harus memperhatikan Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis.

d. Konsultasi dengan Badan Sensor Film dan Lembaga Bahasa

Naskah film perlu dikonsultasikan pada pihak yang memiliki otoritas di bidang sensor film dan bahasa agar naskah yang akan dijadikan film bebas dari unsur-unsur negatif tersebut. Hal ini akan membuat proses produksi lebih efisien karena babak-babak yang tidak perlu/ berpotensi untuk disensor tidak perlu diproduksi. Nilai positif lainnya adalah screenplay yang sudah disensor bisa diselaraskan lagi untuk memperbaiki plot akibat sensor yang dilakukan.

e. Target pasar

Penentapan target pasar diselaraskan dengan tren film untuk masing- masing target pasar. Selain alasan keuntungan, penentuan target pasar ini juga penting untuk menyusun screenplay. Untuk pasar di Indonesia misalnya, ada acuan target pasar yang dikategorikan menjadi semua umur, anak-anak, remaja 13+, dewasa 18+.

f. Identifikasi kebutuhan dana dan sumber dana

Lakukan inventarisasi kebutuhan dana yang sesuai dengan jenis film yang akan dibuat. Film dengan durasi yang panjang dan dengan aktor yang terkenal memerlukan biaya tinggi, namun dapat dibuat prototype - nya dengan tujuan untuk mendapatkan sponsor. Dengan demikian, perlu disusun rencana anggaran belanja untuk pembuatan prototype film dan rencana anggaran belanja untuk pembuatan film secara utuh.

MANAJEMEN PRODUKSI

g. Menyusun tugas sutradara Sebuah screenplay yang disusun berdasarkan cerita yang bagus harus diterjemahkan ke dalam adegan film dengan arahan dari sutradara Seorang sutradara berperan sebagai penerjemah cerita ke dalam visualisasi film dan sekaligus sebagai orang yang harus mampu mengarahkan visi dan pemahaman setiap aktor sehingga selaras dengah nafas dan jiwa film yang akan diproduksi.

MANAJEMEN PRODUKSI

Prosedur operasional standar seorang sutradara sebagai berikut: » Membaca skrip cerita film » Menuliskan gagasan pemikiran untuk menerjemahkan cerita ke dalam visualisasi film » Menentukan aliran emosi film serta sifat masing-masing karakter dan menggunakannya untuk memproduksi film yang mampu mempengaruhi emosi penonton » Konsultasi dengan penulis cerita, membentuk tim kreatif, melakukan casting aktor dan memimpin latihan akting sebelum shooting

h. Menyusun jadwal Semakin efektif jadwal yang disusun, semakin sedikit biaya produksi yang diperlukan. Secara umum jadwal ini disusun berdasarkan jenis dan jumlah adegan shooting serta waktu (hari) yang diperlukan untuk melakukan shooting adegan-adegan tersebut. Dengan jadwal yang rinci, biaya yang diperlukan untuk akomodasi dan konsumsi aktor dan awak film serta