




















Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Ini tentang penjelasan macam-macam teori struktur modal
Typology: Papers
1 / 28
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh
perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan?
Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai
perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal
yang terbaik.
Modal yang dipergunakan perusahaan selalu mempunyai
biaya. Biaya tersebut bisa bersifat eksplisit (artinya
nampak, dan dibayar oleh perusahaan), tetapi bisa juga
bersifat implisit (tidak nampak, bersifat opportunistic,
atau disyaratkan oleh pemodal)
Bagi para pemodal membeli obligasi ditafsirkan
mempunyai risiko yang lebih rendah, maka biaya modal
yang berasal dari hutang akan lebih kecil dari biaya
Struktur Modal pada Pasar Modal Sempurna dan Tidak Ada Pajak
Pasar modal yang sempurna adalah pasar
modal yang sangat kompetitif. Dalam pasar tersebut antara lain tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak ada biaya transaksi, bunga simpanan dan pinjaman sama dan berlaku untuk semua pihak, diasumsikan tidak ada pajak penghasilan.
Apabila tujuan struktur modal adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan, maka tujuan ini analog dengan menurunkan biaya modal
Rumus biaya modal dari masing-masing sumber dana sbb: 1. Biaya modal sendiri (ke)
E
S = -----------
(1 – ke)t
dimana,
S = nilai pasar modal sendiri
E = laba perlembar saham ( laba yang tersedia
bagi pemilikperusahaan) ke = biaya modal sendiri
O Laba bersih operasi .………… Rp 10 juta
F Bunga ……………………….. -
E Laba tersedia untuk pemilik saham 10 juta
ke Biaya modal sendiri ………….. 0,
S Nilai modal sendiri ……………… 50 juta
B Nilai pasar hutang ……………… -
V Nilai perusahaan ……………… 50 juta
o Biaya modal perusahaan :
= 0(0/50) + 0,20(50/50) ………… 0,
Misalkan PT. X mengganti sebagian modal sendiri
dengan hutang. Biaya hutang (kd) , atau tingkat keuntungan yang diminta oleh kreditor 16 %. Bunga harus dibayar setiap tahunnya Rp 4 juta. Dengan menggunakan hutang perusahaan menjadi lebih beresiko, dan karenanya biaya modal sendiri ( = ke ) naik menjadi, misalnya 22 %. Kalau laba operasi bersih tidak berubah ( asumsi butir 1 ), maka nilai perusahaan akan nampak sebagai berikut :
Setelah perusahaan menggunakan hutang,
nilai perusahaan meningkat (atau biaya modal perusahaan menurun ). Kalau misalnya sebelum perusahaan menggunakan hutang perusahaan mempunyai jumlah lembar saham sebanyak 1.000 lembar, maka harga sahamnya adalah Rp 50.000 per lembar. Setelah perusahaan mengganti sebagian saham dengan hutang ( yang diganti adalah sebesar Rp 25 juta atau 500 lembar saham ), maka nilai sahamnya naik menjadi Rp 27,27 juta/500 = Rp 54,540.
Menurut Modigliani dan Miller pendekatan
tradisional adalah tidak benar. Mereka menunjukan kemungkinan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham (nilai perusahaan) yang tidak menggunakan hutang maupun yang menggunakan hutang, akhirnya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang sama dengan risiko yang sama pula.
Pada saat Rahman masih memiliki 20 % saham PT X (yang mempunyai hutang), ia mengharapkan untuk memperoleh keuntungan 0,20 x R[p 6,00 juta = Rp 1, juta.
Pada waktu memiliki 20 % saham PT. Y dan mempunyai hutang sebesar Rp 5 juta, maka keuntungan yang diharapkan adalah :
Keuntungan dr shm PT Y 0,20 x Rp 10 jt = Rp 2,00 jt
Bunga yang dibayar = 0,16 x Rp 5 jt = 0,80 jt
Rp 1,20 jt
Hal ini berarti Rahman dapat mengaharapkan untuk memperoleh keuntungan yang sama yaitu Rp 1,20 juta, menanggung risiko yang sama, tetapi dengan investasi yang lebih kecil Rp 0,45 juta
Proses penggantian modal sendiri dengan
hutang yang dilakukan oleh PT X, terdapat kejanggalan. Diatas disebutkan bahwa PT X mengganti modal sendiri dengan hutang sebesar Rp 25 juta. Apabila semula sebelum menggunakan hutang, nilai modal sendiri Rp 50 juta maka setelah diganti dengan hutang Rp 25 juta nilai modal sendiri tentu menjadi Rp 25 juta, dan tidak mungkin menjadi Rp 27,27 juta. Kalau modal sendiri menjadi Rp 25 juta, maka seharusnya biaya modal sendiri setelah menggunakan hutang menjadi
ke = E/S = 6 juta / 25 juta = 24%
Dalam keadaan pasar modal sempurna dan
tidak ada pajak, MM merumuskan bahwa biaya modal sendiri (ke) akan berperilaku sebagai berikut:
ke = keu + (keu – kd ) (B/S)
Dalam hal ini,
keu = biaya modal sendiri pada saat
perusahaan tidak menggunakan hutang.
Dalam contoh PT. X, berarti :
ke = 20% + (20% - 16%) (25/25)
= 24%
Kita memperoleh angka yang sama dengan cara
perhitungan di atas.