Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Tantangan guru generasi Z, Summaries of Science education

ini merupakan salah satu referensi tugas untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kulaih inovasi pembelajaran fisika

Typology: Summaries

2020/2021

Uploaded on 04/02/2021

sahriani-rf
sahriani-rf 🇮🇩

5 documents

1 / 15

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
GURU, GENERASI Z, DAN PEMBELAJARAN ABAD 21
Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum
Ishaq, S.Pd., M.Pd.
A. KOMPETENSI GURU
1. Tantangan Guru
Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad- abad sebelumnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang.pada abad
ini, terutama bidang Informat ion and Communicat ion Technology (ICT) yang
serba canggih (sophisticat ed) membuat dunia ini semakin sempit, karena
kecanggihan teknologi ICT ini beragam informasi dari berbagai sudut
dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan dari
manapun, komunikasi antar personal dapat dilakukan dengan mudah, murah
kapan saja dan di mana saja.
Perubahan-perubahan tersebut semakin terasa, termasuk didalamnya pada
dunia pendidikan. Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari
era sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi
pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga
tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu
dibutuhkan guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas
dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills).
Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu :
1. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki
beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.
2. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi
makna (konsep).
3. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif.
4. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
5. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru
mengenai kemampuan.
6. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
7. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
Untuk memecahkan masalah tersebut di atas, guru dituntut mampu untuk
membaca setiap tantangan yang ada pada masa kini. guru harus mampu untuk
mencari sendiri pemecahan masalah yang timbul dari dampak kemajuan zaman
karena tidak semua kemajuan zaman berdampak baik, dampak negatif juga harus
diperhitungkan.
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9
pfa
pfd
pfe
pff

Partial preview of the text

Download Tantangan guru generasi Z and more Summaries Science education in PDF only on Docsity!

GURU, GENERASI Z, DAN PEMBELAJARAN ABAD 21

Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum Ishaq, S.Pd., M.Pd.

A. KOMPETENSI GURU

1. Tantangan Guru

Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang.pada abad ini, terutama bidang Information and Communication Technology (ICT) yang serba canggih ( sophisticated ) membuat dunia ini semakin sempit, karena kecanggihan teknologi ICT ini beragam informasi dari berbagai sudut dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan dari manapun, komunikasi antar personal dapat dilakukan dengan mudah, murah kapan saja dan di mana saja.

Perubahan-perubahan tersebut semakin terasa, termasuk didalamnya pada dunia pendidikan. Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi, untuk itu dibutuhkan guru yang mampu bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak ( hard skills- soft skills ).

Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu :

  1. Teaching in multicultural society , mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.
  2. Teaching for the construction of meaning , mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep).
  3. Teaching for active learning , mengajar untuk pembelajaran aktif.
  4. Teaching and technology , mengajar dan teknologi.
  5. Teaching with new view about abilities , mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan.
  6. Teaching and choice , mengajar dan pilihan.
  7. Teaching and accountability , mengajar dan akuntabilitas.

Untuk memecahkan masalah tersebut di atas, guru dituntut mampu untuk membaca setiap tantangan yang ada pada masa kini. guru harus mampu untuk mencari sendiri pemecahan masalah yang timbul dari dampak kemajuan zaman karena tidak semua kemajuan zaman berdampak baik, dampak negatif juga harus diperhitungkan.

2. Kompetensi Guru

Guru yang mampu menghadapi tantangan tersebut adalah guru yang profesional yang memiliki kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi-kompetensi antara lain kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang kualifaid.

a. Kompetensi profesional

Kompetensi profesioanal sekurang-kurangnya meliputi :

  1. Menguasai subtansi bidang studi dan metodologi keilmuannya
  2. Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi
  3. Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
  4. Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi
  5. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

b. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik sekurang-kurangnya meliputi:

  1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual
  2. Memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya
  3. Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik
  4. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
  5. Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaranYang mendidik
  6. Mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran
  7. Merancang pembelajaran yang mendidik
  8. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik
  9. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran

c. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya meliputi:

  1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
  2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat

Learning to do , yaitu proses belajar melakukan atau mengerjakan sesuatu. Belajar berbuat dan melakukan ( Learning by doing ) sesuatu secara aktif ini bermakna pendidikan seharusnya memberikan bekal-bekal kemampuan atau keterampilan. Peserta didik dalam proses pembelajarannya mampu menggunakan berbagai konsep, prinsip, atau hukum untuk memecahkan masalah yang konkrit.

  1. Learning to live together (belajar untuk hidup bersama) Learning to live together , yaitu pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk dapat hidup bersama dalam masyarakat yang majemuk sehingga tercipta kedamaian hidup dan sikap toleransi antar sesama manusia.
  2. Learning to be (belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri). Learning to be, yaitu pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk mengembangkan diri. Proses belajar memungkinkan terciptanya peserta didik yang mandiri, memiliki rasa percaya diri, mampu mengenal dirinya, pemahaman diri, aktualisasi diri atau pengarahan diri, memiliki kemampuan emosional dan intelektual yang konsisten, serta mencapai tingkatan kepribadian yang mantap dan mandiri 4. Uji Kompetensi Guru

a. Standar Kelulusan UKG

UKG (Ujian Kompetensi Guru) merupakan sebuah kegiatan berupa ujian yang berfungsi untuk mengukur kompetensi dasar mengenai bidang studi atau subject matter dan juga pedagogik dalam domain seorang pengajar, dalam hal ini guru sekolah.

UKG memiliki tujuan untuk memperkuat peran guru dalam melaksanakan pendidikan. Sehingga guru mampu memberikan dan juga meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. UKG juga dapat digunakan untuk memetakan kondisi objektif setiap guru sehingga dapat dijadikan sebagai informasi penting bagi pemerintah ketika akan mengambil sebuah kebijakan yang terkait dengan materi dan juga strategi dalam memberikan pembinaan yang dibutuhkan oleh guru.

UKG ( Ujian Kompetensi Guru ) kali pertama dilaksanakan pada tahun 2014 silam, pada saat itu standar kelulusan untuk UKG hanya sekitar 4.7 saja. Hal ini sangatlah wajar karena ini adalah kali pertama sistem ini dilaksanakan. Namun, seperti yang sudah dijelaskan pada tujuan UKG tadi, tentunya setiap tahun standar kelulusan untuk UKG selalu meningkat.

Tahun Standar Kelulusan 2014 4, 2015 5, 2016 6, 2017 7, 2018 7, 2019 8,

b. UKG Guru Bahasa Indonesia Peserta PLPG 2017

Universitas Muhammadiyah Makassar merupakan salah satu pelaksana PLGP sejak tahun 2009 sampai 2017, untuk tahun 2017 peserta PLPG ditunjukkan seperti tabel berikut ini

Tahun Standar Kelulusan Guru Kelas 150 Bahasa Indonesia 19 Bahasa Inggris 52 Matematika 48 Bahasa Arab 8 PPKn 14 Budidaya Perikanan 17 Jumlah 308

Sedangkan hasil UKG berdasarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh data berikut ini.

  1. Umur Peserta PLPG 2017 Umur Jumlah <30 2 30 - 35 11 35 - 40 5 40> 1 Jumlah 19
  2. Kelulusan UKG Kriteria Jumlah Lulus 11 Tidak Lulus 8 Jumlah 19

instan seperti email, SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Mereka juga suka main game online.

  1. Generasi Z (lahir tahun 1995-2010) Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
  2. Generasi Alpha (lahir tahun 2011-2025) Generasi yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan Y. Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar, rata-rata memiliki orang tua yang kaya. 2. Karakteristik Generasi Z

Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi-genarsi sebelumnya, berikut ini karakteristik Generasi Z:

  1. Fasih Teknologi , tech-savvy, web-savvy, appfriendly generation. Mereka adalah “generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer. Mereka dapat mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun kepentingan hidup kesehariannya.
  2. Sosial. Mereka sangat intens berinteraksi melalui media sosial dengan semua kalangan. Mereka sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua kalangan, khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai situs jejaring, seperti: FaceBook, twitter, atau melalui SMS. Melalui media ini, mereka bisa mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya secara spontan.
  3. Ekspresif. Mereka cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan
  4. Multitasking. Mereka terbiasa dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan. Mereka bisa membaca, berbicara, menonton, atau mendengarkan musik dalam waktu yang bersamaan. Mereka menginginkan segala sesuatunya dapat dilakukan dan berjalan serba

cepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal yang bertele-tele dan berbelit- belit.

  1. Cepat berpindah dari satu pemikiran/pekerjaan ke pemikiran/pekerjaan lain (fast switcher)
  2. Senang berbagi 3. Statistik Generasi Z

Hasil riset yang dilakukan oleh tirto.id yang dilakukan 16 Juni 2017 dengan jumlah responden 1.201 orang berusia antara 7 – 21 tahun, riset tentang bagaimana generasi Z dalam kehidupan sehari-hari disajikan berikut ini:

  1. Gadget yang digunakan Generasi Z untuk akses internet Gadget Persen Handphone/Smartphone 89,10% Laptop 5,20% Tablet 3,20% PC 2,50%
  2. Media yang digunakan mengakses informasi/berita:  Umur 7 – 21 tahun Media Persen Media Sosial 35,20% Browser 26,10% Televisi 14,40% Messenger 14,10% Youtube 8,20% Lain-lain 2,00%  Anak SD lebih sering mengakses informasi/berita melalui media televisi
  3. Alasan memilih jenis media Alasan Persen Kemudahan akses 41,30% Tidak ada alasan 23,00% Informasi lengkap 21,50% Fitur yang menarik 8,10% Lainnya 6,10%
  4. Durasi menggunakan internet Waktu Persen 3 – 5 jam 34,10% < 2 jam 32,40% 6 – 8 jam 19,30%
  1. dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama.

Tiga konsep pendidikan abad 21 telah diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan kurikulum baru untuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ketiga konsep tersebut adalah 21st Century Skills (Trilling dan Fadel, 2009), scientific approach (Dyer, et al., 2009) dan authentic assesment (Wiggins dan McTighe, 2011); Ormiston, 2011; Aitken dan Pungur, 1996; Costa dan Kallick, 1992).

Selanjutnya, tiga konsep tersebut diadaptasi untuk mengembangkan pendidikan menuju Indonesia Kreatif tahun 2045. Adaptasi dilakukan untuk mencapai kesesuaian konsep dengan kapasitas peserta didik dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikannya.

1. Keterampilan dan Pengetahuan Abad 21 ( 21st Century Skills )

Skema ini menyajikan pandangan menyeluruh tentang keterampilan dan pengetahuan peserta didik abad ke-21. Ada tiga subjek inti pendidikan abad 21, yaitu: 1) Life and Career Skills , 2) Learning and innovations Skills – 4Cs, 3) Information, Median and Technologi Skills.

a. Life and Career Skills

Life and Career skills (keterampilan hidup dan berkarir), meliputi:

  1. Fleksibilitas dan adaptabilitas Peserta didik memiliki kemampuan mengadaptasi perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam kelompok
  2. Memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri Peserta didik memiliki kemampuan mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan menjadi peserta didik yang dapat mengatur diri sendiri.
  3. Interaksi sosial dan antar-budaya Peserta didik memiliki kemampuan berinteraksi dan bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam.
  4. Produktivitas dan akuntabilitas Peserta didik mampu mengelola projek dan menghasilkan produk.
  5. Kepemimpinan dan tanggungjawab Peserta didik mampu memimpin teman-temannya dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas.

b. Learning and Innovation Skills

Learning and innovation skills (keterampilan belajar dan berinovasi) meliputi:

  1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah Peserta didik mampu mengunakan berbagai alasan (reason) seperti induktif atau deduktif untuk berbagai situasi; menggunaan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi masalah
  2. Komunikasi dan kolaborasi Peserta didik mampu berkomunikasi dengan jelas dan melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya.
  3. Kreativitas dan inovasi Peserta didik mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif c. Information Media and Technology Skills

keterampilan teknologi dan media informasi ( Information media and technology skills ), meliputi:

  1. Literasi informasi Peserta didik mampu mengakses informasi secara efektif (sumber nformasi) dan efisien (waktunya); mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektf untuk mengatasi masalah.
  2. Literasi media Peserta didik mampu memilih dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi.
  3. Literasi ICT Peserta didik mampu menganalisis media informasi; dan menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi.

Pengembangan pendukung pencapaian konsep pendidikan abad 21 tersebut di atas dikembangan framework seperti pada gambar 2.2. berikut ini.

Unsur-unsur atau sistem yang diperlukan untuk memastikan kekeberhasilan penguasaan konsep pendidikan dan keterampilan pengetahuan abad 21, yaitu:

  1. Standarisasi penilaian Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

sebaya (peer mediated instruction). Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada paradigma konstruktivistik.

2. Pendekatan Saintifik ( Scientific Approach )

Pendekatan saintifik diadaptasi dari konsep Inovator’s DNA (Dyer, et al ., 2009). Pendekatan saintifik yang digunakan dalam pembelajaran dikemas secara berurutan, menjadi (1) mengamati (observing), (2) menanya (questioning), (3) menalar (associating), (4) mencoba (experimenting) dan (5) membuat jejaring (networking).

Tabel Pendekatan saintifik dalam sistem pembelajaran LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR^

KOMPETENSI YANG

DIKEMBANGKAN

Mengamati

Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

Mengumpulkan informasi/ eksperimen

melakukan eksperimen membaca sumber lain selain buku teks mengamati objek/ kejadian/aktivitas wawancara dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan/ mengolah informasi

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan

Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

LANGKAH

PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR^

KOMPETENSI YANG

DIKEMBANGKAN

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Mengkomunikas ikan

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

3. Penilaian Autentik ( Authentic Assesment )

Salah satu konsep pada kurikulum 2013 sebagai akibat perubahan kurikulum tersebut adalah penilaian autentik (A uthentic Assessment ). Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Istilah Assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun.

Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekola h.