Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Resume pengantar ilmu politik, Essays (university) of Political Theory

Resume pengantar ilmu politik unila

Typology: Essays (university)

2021/2022

Available from 01/27/2023

fahrul1228
fahrul1228 🇮🇩

5 documents

1 / 8

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
NAMA : FACHRUL ROZIE KAMIL
NPM : 2216041134
KELAS : REGULER C
RESUME MATERI PENDIDIKAN PANCASILA
DOSEN : DEDY HERMAWAN
IDEOLOGI PANCASILA
Pancasila adalah merupakan ideologi bangsa kita yang
hakekatnya adalah warisan dari para founding father. Ideologi
merupakan hasil pemikiran yang didalamnya berisi nilai-nilai tertentu
demi mencapai suatu tujuan. Ideologi bisa disebut juga identitas dari
suatu negara. Kedudukan pancasila dalam kehidupan bernegara
masyarakat indonesia, yaitu :
1. Sebagai jiwa bangsa Indonesia
2. Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia
3. Sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia
4. Sebagai dasar negara
5. Sebagai sumber dari dari segala hukum
6. Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia didirikan
7. Sebagai tujuan atau cita-cita bangsa
Namun, Terlepas dari kondisi psiko-politiko-historis, pancasila
sendiri memerlukan “penguatan metodologi” bila ingin diterangkan
sebagai sebuah ideologi yang utuh. Artinya setiap sila yang ada
haruslah memilki kaitan dan tidak saling bertolak belakang. Banyak
yang berpendapat bahwa pancasila tidak cukup kuat untuk diuji
sebagai diskursus ideologi, terutama karena pancasila dipaksakan
untuk dapat “menyerap semua orang” maka pancasila dapat disebut
sebagai “kerangka budaya” dibanding “dasar negara”. Tentu jika
dihadapkan dengan permasalahan globalisasi, terorisme, politik
identitas pada masa sekarang tentu pancasila sebagai “benteng moral”
kebangsaan dan kejayaan masa lalu , tentu hal ini bukanlah cara
cerdas untuk meyakinkan keunggulan pancasila sebagai “benteng
moral”.
pf3
pf4
pf5
pf8

Partial preview of the text

Download Resume pengantar ilmu politik and more Essays (university) Political Theory in PDF only on Docsity!

NAMA : FACHRUL ROZIE KAMIL

NPM : 2216041134

KELAS : REGULER C

RESUME MATERI PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN : DEDY HERMAWAN IDEOLOGI PANCASILA Pancasila adalah merupakan ideologi bangsa kita yang hakekatnya adalah warisan dari para founding father. Ideologi merupakan hasil pemikiran yang didalamnya berisi nilai-nilai tertentu demi mencapai suatu tujuan. Ideologi bisa disebut juga identitas dari suatu negara. Kedudukan pancasila dalam kehidupan bernegara masyarakat indonesia, yaitu :

  1. Sebagai jiwa bangsa Indonesia
  2. Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia
  3. Sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia
  4. Sebagai dasar negara
  5. Sebagai sumber dari dari segala hukum
  6. Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia didirikan
  7. Sebagai tujuan atau cita-cita bangsa Namun, Terlepas dari kondisi psiko-politiko-historis, pancasila sendiri memerlukan “penguatan metodologi” bila ingin diterangkan sebagai sebuah ideologi yang utuh. Artinya setiap sila yang ada haruslah memilki kaitan dan tidak saling bertolak belakang. Banyak yang berpendapat bahwa pancasila tidak cukup kuat untuk diuji sebagai diskursus ideologi, terutama karena pancasila dipaksakan untuk dapat “menyerap semua orang” maka pancasila dapat disebut sebagai “kerangka budaya” dibanding “dasar negara”. Tentu jika dihadapkan dengan permasalahan globalisasi, terorisme, politik identitas pada masa sekarang tentu pancasila sebagai “benteng moral” kebangsaan dan kejayaan masa lalu , tentu hal ini bukanlah cara cerdas untuk meyakinkan keunggulan pancasila sebagai “benteng moral”.

Banyak juga yang berpendapat bahwa pancasila tak sepenuhnya original dari pemikiran para founding father, seperti contoh soekarno mendapatkan konsep monoteisme pada sila pertama, jelas bukan khas tanah air. Monoteisme sudah berkembang matang di dunia barat. Demikian juga ide demokrasi dan humanisme yang terus tumbuh setelah dunia barat menyelesaikan revolusi nasional di Amerika dan revolusi sosial di prancis. Kemudian pada sila ketiga bahwa gagasan nasionalisme tak lepas dari pikiran negara-negara Eropa yang menumbuhkan ide otonomi teritori sejak abad 18. Pancasila saat ini menjadi semacam “kebutuhan” atas sebuah filsafat politik yang di harapkan dapat menghasilkan etika politik untuk mengatur republik ini. Persoalannnya adalah kesehatan sebuah republik tidak ditentukan oleh diet ideologi. Pancasila bukanlah sebuah ideologi reaksioner. SISTEM ETIKA PANCASILA

  • Nilai adalah kualitas yang melekat pada sesuatu atau keberhargaan dari sesuatu.
  • Sesuatu bernilai berarti sesuatu itu dipandang berharga dan penting dalam kehidupan kita sebagai manusia.
  • Nilai itu bersifat abstrak perlu dijabarkan ke dalam norma-norma. A. Menelusuri konsep dan Urgensi sebagai Sistem Etika Secara bahasa etika berasal dari Yunani “Ethos yang artinya tempat tinggal yang biasa. Secara etimologi, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau disebut ilmu tentang adat kebiasaan.
  • Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika kait eratannya dengan masalah nilai baik ataupun buruk. Nilai sebagai standar fundamenal diterapkan seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain sehingga suatu perbuatan dapat dikategorikan etis atau tidak. Pada umumnya etika dimengeri sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia.
  • Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila pancasila yang mengatur perilaku masyarakat, berbangsa dan bernegara di indonesia. Terdapat 5 nilai etika di dalam pancasila : 1.Spiritual
  • Tenggelam dalam eforia demokrasi. Namun seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tanpa dilandasi sistem etika politik akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan.
  • Eforia kebebasan berpolitik Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika  Sila 1 : Keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai penjamin prinsip-prinsip moral  Sila 2 : Tindakan manusia yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral  Sila 3 : Mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok  Sila 4 : Prinsip musyawarah untuk mufakat.  Sila 5 : Menonjolkan keutamaan ( virtue ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan.
  • Etika Politik Pancasila  Etika politik adalah legitimasi etis kekuasaan.  Legitimasi kekuasaan meliputi : - Legitimasi etis, sesuai prinsip-prinsip moral - Legitimasi legalitas, yaiyu keabsahan kekuasaan  Moralitas kekuasaan : Sesuai nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat.  Nilai sosial berorientasi kepada hubungan antar manusia dan menekankan pada segi-segi kemanusiaan yang luhur.  Nilai politik berpusat kepada kekuasaan serta pengaruh yang terdapat dalam kehidupan masyarakat maupun politik.
  • IDEOLOGI PANCASILA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL DI ERA ABAD 21 Ideologi secara etimologis, artinya ilmu tentang ide-ide atau ajaran tentang pengertian dasar. Menurut Ian Adam ideologi berfungsi sebagai :
    1. Pembimbing bagi tindakan politik.
    2. Ideologi memberi ideal untuk diyakini.
    3. Tujuan untuk di usahakan.
  1. Alasan untuk diperjuangkan. Komponen penting ideologi :
  2. Sistem
  3. Arah
  4. Tujuan
  5. Cara berpikir
  6. Program dan politik Fenomena Abad 21 di Indonesia :  Pancasila Sebagai Filosofi Bangsa Akhir-akhir Ini Cenderung Ditenggelamkan, Dimarjinalkan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara.  Berbagai Peristiwa Dalam Masyarakat Misalnya Sifat Beringas Dan Keras Dalam Setiap Penyelesaian Masalah Baik Sosial, Politik, Kebudayaan, Hukum Bahkan Persoalan Keagamaan, Paham-paham Materialisme, Individualisme, Hedonisme Serta Pragmatisme Telah Mewabah Dalam Kehidupan Bermasyarakat.  The Fourth Industrial Revolution, Ciri Dari Era Revolusi Industri Keempat Adalah Semakin Banyaknya Perkembangan Teknologi Dalam Kehidupan Kita (Hatzakis, 2016).  Era Revolusi Industri 4.0 Ini Diwarnai Oleh Kecerdasan Buatan (Articial Intelligence),22 Advanced Robotics, Internet Of Things (Iot),24 Rekayasa Genetika, Teknologi Nano Serta, Mobil Otomatis Dan Inovasi Lainnya. Perubahan Tersebut Terjadi Dalam Kecepatan Eksponensial Yang Akan Berdampak Terhadap Ekonomi, Industri, Pemerintahan Dan Politik.  Revolusi Industri 4.0 Memilki Potensi Untuk Memberdayakan Individu Dan Masyarakat Tetapi Ia Juga Bisa Menyebabkan Pengkerdilan Dan Marjinalisasi Beberapa Kelompok Bahkan Mendisrupsi Ideologi Suatu Bangsa.  Disrupsi Terjadi Pada Hamper Semua Sector Seperti Disrupsi Peraturan, Disrupsi Budaya, Disrupsi Pemikiran,

Pertanyaan ini layak dilontarkan dalam perkembangan dunia yang mengalami intensitas disrupsi teknologis yang merobohkan batas ruang dan waktu serta mengedaluwarsakan berbagai pakem dan kemapanan. Kapitalisme pengawasan yang secara sepihak mengklaim pengalaman manusia sebagai bahan mentah yang secara bebas bisa diubah jadi data perilaku. Meski sebagian data itu diterapkan pada perbaikan produk dan jasa, sisanya dideklarasikan sebagai surplus perilaku yang dituangkan ke dalam proses manufacturing bernama kecerdasan mesin. Dengan itu, SC terlahir sebagai bentuk kuasa baru bernama instrumentarianisme yang beroperasi secara asimetris. Mereka memprediksi masa depan kita untuk perolehan yang lain,bukan milik kita. Dampak positif perkembangan teknologi itu dikemukakan oleh Brett King dan Richard Petty dalam Technosocialism. Komunisme Uni Soviet berdiri dengan janji pemerataan dan kemakmuran bagi semua. Abad ke- 21 jadi abad paling disruptif yang pernah dilalui manusia. Suka atau tidak, ini akan memaksa manusia menyesuaikan diri dengan cara yang tak terbayang sebelumnya. Dalam satu-dua dekade mendatang, menurutnya, kita akan mengganti sistem energi dunia dengan sistem terbarukan. Bahkan,saat ini kita sudah mengalami tahap awal technosocialism, seperti ketersediaan internet dan mesin pencari dengan memberi pelayanan secara demokratis dan murah, yang bisa dijangkau segala kalangan.Seperti diingatkan Gerd Leonhard dalam film Change, mesin memang bagus dalam simulasi, tapi tidak dalam proses «menjadi». Pada masa ketika disrupsi jadi normalitas, semua yang tak bisa didigitalisasi justru jadi kian penting. Hal-hal yang tak bisa didigitalisasi, seperti daya kreatif, imaginasi, intuisi, emosi, dan etika,kian menuntut perhatian. Pendidikan harus memberi kapabilitas agar manusia bisa melampaui jangkauan teknologi dan data, dengan memberikan wawasan kemanusiaan dan kebijaksanaan. Generasi baru

harus menguasai cara kerja baru dengan kemampuan mendekap teknologi, bukan membuat diri jadi mesin. Dengan teknologi, anak-anak masa depan harus bisa menemukan «rumah» , bukan menjerumuskan mereka ke «tempat pengasingan».