




Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Resume pengantar ilmu politik unila
Typology: Essays (university)
1 / 8
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
DOSEN : DEDY HERMAWAN IDEOLOGI PANCASILA Pancasila adalah merupakan ideologi bangsa kita yang hakekatnya adalah warisan dari para founding father. Ideologi merupakan hasil pemikiran yang didalamnya berisi nilai-nilai tertentu demi mencapai suatu tujuan. Ideologi bisa disebut juga identitas dari suatu negara. Kedudukan pancasila dalam kehidupan bernegara masyarakat indonesia, yaitu :
Banyak juga yang berpendapat bahwa pancasila tak sepenuhnya original dari pemikiran para founding father, seperti contoh soekarno mendapatkan konsep monoteisme pada sila pertama, jelas bukan khas tanah air. Monoteisme sudah berkembang matang di dunia barat. Demikian juga ide demokrasi dan humanisme yang terus tumbuh setelah dunia barat menyelesaikan revolusi nasional di Amerika dan revolusi sosial di prancis. Kemudian pada sila ketiga bahwa gagasan nasionalisme tak lepas dari pikiran negara-negara Eropa yang menumbuhkan ide otonomi teritori sejak abad 18. Pancasila saat ini menjadi semacam “kebutuhan” atas sebuah filsafat politik yang di harapkan dapat menghasilkan etika politik untuk mengatur republik ini. Persoalannnya adalah kesehatan sebuah republik tidak ditentukan oleh diet ideologi. Pancasila bukanlah sebuah ideologi reaksioner. SISTEM ETIKA PANCASILA
Pertanyaan ini layak dilontarkan dalam perkembangan dunia yang mengalami intensitas disrupsi teknologis yang merobohkan batas ruang dan waktu serta mengedaluwarsakan berbagai pakem dan kemapanan. Kapitalisme pengawasan yang secara sepihak mengklaim pengalaman manusia sebagai bahan mentah yang secara bebas bisa diubah jadi data perilaku. Meski sebagian data itu diterapkan pada perbaikan produk dan jasa, sisanya dideklarasikan sebagai surplus perilaku yang dituangkan ke dalam proses manufacturing bernama kecerdasan mesin. Dengan itu, SC terlahir sebagai bentuk kuasa baru bernama instrumentarianisme yang beroperasi secara asimetris. Mereka memprediksi masa depan kita untuk perolehan yang lain,bukan milik kita. Dampak positif perkembangan teknologi itu dikemukakan oleh Brett King dan Richard Petty dalam Technosocialism. Komunisme Uni Soviet berdiri dengan janji pemerataan dan kemakmuran bagi semua. Abad ke- 21 jadi abad paling disruptif yang pernah dilalui manusia. Suka atau tidak, ini akan memaksa manusia menyesuaikan diri dengan cara yang tak terbayang sebelumnya. Dalam satu-dua dekade mendatang, menurutnya, kita akan mengganti sistem energi dunia dengan sistem terbarukan. Bahkan,saat ini kita sudah mengalami tahap awal technosocialism, seperti ketersediaan internet dan mesin pencari dengan memberi pelayanan secara demokratis dan murah, yang bisa dijangkau segala kalangan.Seperti diingatkan Gerd Leonhard dalam film Change, mesin memang bagus dalam simulasi, tapi tidak dalam proses «menjadi». Pada masa ketika disrupsi jadi normalitas, semua yang tak bisa didigitalisasi justru jadi kian penting. Hal-hal yang tak bisa didigitalisasi, seperti daya kreatif, imaginasi, intuisi, emosi, dan etika,kian menuntut perhatian. Pendidikan harus memberi kapabilitas agar manusia bisa melampaui jangkauan teknologi dan data, dengan memberikan wawasan kemanusiaan dan kebijaksanaan. Generasi baru
harus menguasai cara kerja baru dengan kemampuan mendekap teknologi, bukan membuat diri jadi mesin. Dengan teknologi, anak-anak masa depan harus bisa menemukan «rumah» , bukan menjerumuskan mereka ke «tempat pengasingan».