








Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2 DENGAN JUDUL EKSTRAKSI SURFAKTAN (DETERGEN)
Typology: Lab Reports
1 / 14
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 1 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 2 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/
1. PENDAHULUAN 1.1. TUJUAN Tujuan dari Praktikum Ekstraksi Analisis Surfaktan ini adalah agar mahasiswa dapa memahami pronsip dasar penerapan ekstraksi untuk analisis organik pada sampel air dan mampu menentukan reagen pembatas serta reagen berlebih juga manfaatnya dalam analisis. 1.2. PRINSIP Prinsip praktikum kali ini adalah surfaktan yang merupakan salah zat organik yang sangat larut dalam air sehingga akan memberikan nilai angka banding distribusi (D) yang kecil jika diekstraksi dengan pelarut organik. Dengan mereaksikan surfaktan pada kondisi netral dengan penambahan sedikit basa menggunakan Methylen Blue (MB) akan terjadi kompleks Methylen Blue Active Surface (MBAS) yang mempunyai nilai D besar sehingga efektif ketika diekstraksi. Sisa MB menjadi indikasi bahwa semua surfaktan telah membentuk kompleks. Metode ini menjadi dasar analisis ketika diketahui dengan jelas reagen pembatas dan reagen berlebihnya. 1.3. TEORI Perkembangan industri dan teknologi di berbagai bidang kehidupan dapat meningkatkan kualitas dan taraf hidup manusia. Peningkatan tersebut ditandai dengan penggunaan produk-produk pembersih modern menggantikan pembersih tradisional. Salah satu produk pembersih modern tersebut adalah deterjen. Deterjen adalah zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Deterjen lebih banyak digunakan karena bahan dasar deterjen relatif lebih murah, mudah dalam penggunaannya, serta lebih toleran pada air sadah dan tidak membuat endapan. Salah satu bahan utama dalam detergen adalah surfaktan. Surface- active agents atau yang lebih dikenal dengan surfaktan merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan dengan kemampuan menggabungkan fasa berbeda seperti air dan udara dengan kepolaran yang berbeda yaitu antara air dan senyawa organik seperti minyak. Molekul surfaktan memiliki dua bagian yaitu hidrofilik (polar) merupakan bagian yang larut dalam air dan hidrofobik (nonpolar) merupakan bagian yang larut dalam senyawa organik. Oleh karena itu, surfaktan bersifat ampifilik dan dapat larut dalam air maupun pelarut organik (Moradi and Yamini, 2012). Surfaktan memiliki beberapa jenis yaitu surfaktan anionik, surfaktan kationik, surfaktan amfoterik, dan surfaktan non-ionik. Jenis surfaktan yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah surfaktan anionik. Surfaktan anionik merupakan surfaktan pada bagian alkil yang terikat dengan anion, surfaktan anionik banyak ditemukan pada pembersih, produk kosmetik, dan sebagainya (Razmi et al., 2020). Deterjen yang beredar luas umumnya termasuk jenis anionik, dengan surfaktannya sebagian besar berupa persenyawaan surfonat, dan merupakan turunan senyawa hidrokarbon minyak bumi, mislanya
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 4 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/
2. METODE 2.1. SKEMA Praktikum kali ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut Gambar 1. Diagram Alir Praktikum Ekstraksi dalam Analisis Surfaktan 2.2. PERALATAN
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 5 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/ Alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah spektrofotometer uv-vis, corong pisah 500 mL, gelas ukur 50 mL, 2 buah labu pengenceran 50 mL, pipet volume, pipet tetes, dan 2 buah Erlenmeyer 250 mL. 2.3. BAHAN KIMIA Bahan yang akan digunakan pada praktikum ini yaitu pelarut organik (kloroform), sampel yang mengandung detergen, aquades, larutan standar LAS 10 mg/L, indikator phenolphthalein (PP), larutan NaOH 1 N, larutan H 2 SO 4 1 N, larutan methylene blue, dan larutan pencuci. 2.4. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Berikut merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan kimia dalam percobaan ini: a. Larutan kloroform (CCl 4 ) Mata : dapat menyebabkan iritasi pada mata. Jika terjadi kontak dengan mata, segera basuh mata dengan air mengalir selama minimal 15 menit dan cari pertolongan medis. Kulit : dapat menyebabkan iritasi parah dan menghilangkan lemak pada kulit. Jika larutan kontak dengan kulit maka cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 15 menit dan buka pakaian yang terkontaminasi. Jika iritasi berlanjut maka carilah bantuan medis dan cuci baju yang terkontaminasi sebelum digunakan kembali. Tertelan : berbahaya jika tertelan, dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal karena bersifat hepatotoksin yaitu mampu menghasilakn efek toksik pada hati, dalam kasus parah dapat menyebabkan tidak sadarkan diri hinngga kemungkinan kematian akibat gagal napas. Jika tertelan dapatkan bantuan medis segera, jangan dipaksakan memaksa muntah kecuali dengan arahan tenaga medis, saat muntah terjadi secara alami minta untuk mencondongkan badan ke depan, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut orang yang tidak sadar. Terhirup : berbahaya jika terhirup karena dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, kerusakan pada hati dan ginjal, dan depresi pada sistem saraf pusat. Jika terhirup, segera cari pertolongan medis, pergi ke udara segar, beri pernapasan buatan atau oksigen saat susah bernapas. b. Natrium hidroksida (NaOH) Mata : Iritasi mata, nyeri dan kemerahan. Kulit : Iritasi kulit dan berbahaya jika terserap kulit, korosi. Tertelan : Iritasi saluran pencernaan, mual, muntah/kejang. Paparan terus menerus menyebabkan koma, dehidrasi, dan organ dalam.
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 7 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/
3. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 3.1. ANALISIS VALIDASI DATA Praktikum ekstraksi zat organik secara kontinyu dilakukan pada tanggal 01 November 2022 di Laboratorium Pengolahan Air Departemen Teknik Lingkungan ITS. Berikut merupakan tabel yang berisi perlakuan selama praktikum analisis surfaktan Tabel 1. Perlakuan pada Praktikum Ekstraksi dalam Analisis Surfaktan (Detergen) No Perlakuan Dokumentasi 1. Pada praktikum ini, kelompok kami mendapatkan variasi konsentrasi akhir larutan adalah 0,3 mg/L. Diambil larutan standar LAS 10 mg/L sebanyak 1,5 mL. Larutan tersebut seharusnya dimasukkan ke labu pengencer 50 mL terlebih dahulu, tetapi kelompok kamu langsung memasukkannya ke dalam corong pisah. 2. Ditambahkan^ aquades^ sebagai^ pengencer^ hingga^ larutan menjadi 50 mL. Kemudian ditambahkan 4 tetes indikator PP pada corong pisah yang berisi larutan. 4. Ditambahkan^ larutan^ NaOH^ 1N^ pertetes^ hingga^ warna berubah menjadi merah muda permanen sambal digoyang. Hanya diperlukan 1 tetes NaOH untuk mengubah larutan menjadi merah muda permanen. 5. Ditambahkan larutan asam sulfat (H 2 SO 4 ) 1N hingga warna merah muda larutan menghilang. Diperlukan 2 tetes H 2 SO 4 hingga warna merah muda menghilang. 6. Ditambahkan 25 mL larutan methylen blue pada^ larutan di corong pisah dan dikocok hingga homogen. 7. Ditambahkan^10 mL^ kloroform^ pada^ corong^ pisah^ dan kemudian diekstraksi dengan dikocok kuat selama 2 menit dengan sesekali membuka kran untuk mengeluarkan gas. Jika sudah terbentuk 2 lapisan terpisah selanjutnya larutan dipisahkan dan ditampung pada Erlenmeyer yang telah berisi 25 mL larutan pencuci. 8. Dilakukan penambahan kloroform lagi sebanyak 10 mL pada corong pisah dan diekstraksi kembali dengan cara yang sama, larutan yang sudah terpisah ditampung pada Erlenmeyer yang berisi larutan pencuci tadi bersama hasil ekstraksi lainnya. Proses ekstraksi ini dilakukan sebanyak 4 kali dengan cara yang sama. 9. Larutan^ pencuci^ dan^ hasil^ ekstraksi^ kloroform^ pada Erlenmeyer dimasukkan ke corong pemisah yang baru. Dilakukan ekstraksi dengan dikocok kuat selama 2 menit seperti sebelumnya. Hasil ekstraksi ditampung pada labu pengencer 50 mL.
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 8 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 10 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/ tersebut terdapat energi yang diserap atau dipancarkan oleh molekul dan sehingga dapat menentukan kadar zat dalam larutan. Besar energi yang diserap ketika molekul mengabsorpsi radiasi UV atau Visible dengan panjang gelombang tertentu akan menyebabkan elektron terksitasi dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Intensitas warna biru pada kloroform setelah ekstraksi menunjukkan besarnya kadar LAS pada sampel (Sumarwanto & Hartati, 2018). Hasil yang didapat dari pengukuran spektrofotometer adalah 0,459. Selain itu, dilakukan perhitungan yang sama menggunakan 50 mL sampel yang mengandung detergen dan didapat nilai absorbansi sebesar 0,373. Hasil yang didapat kemudian digabungkan dengan hasil setiap kelompok yaitu sebagai berikut: Tabel 2. Nilai absorbansi LAS Konsentrasi LAS (mg/L) Absorbansi (A) 0,3 0, 0,5 0, 1 0, 1,5 0, 2 0, Sampel 50 mL 0, Berdasarkan data tersebut, nilai absorbansi dapat diolah menjadi kurva kalibrasi grafik hubungan dari absorban dengan konsentrasi LAS yaitu sebagai berikut : Grafik yang dihasilkan tidak sesuai dengan teori dimana grafik seharusnya berupa garis lurus dimana semakin kecil konsentrasi LAS seharusnya nilai absorbansi juga semakin kecil. Hal ini terjadi karena kesalahan praktikum pada perhitungan konsentrasi LAS 0,3 mg/L. Kesalahan awalnya terjadi saat pemisahan larutan kloroform pada ekstraksi pertama. Corong pisah dalam keadaan sedikit miring sehingga terdapat sedikit MB yang terbawa ke Erlenmeyer berisi larutan pencuci. Selain itu, warna ekstrak kloroform pertama ini memang lebih biru dari kebanyakan kelompok, bisa saja terjadi karena pengocokan yang kurang kuat atau kurang lama sehingga belum terjadi pemisahan secara sempurna. MB ini dapat memengaruhi warna larutan menjadi lebih pekat sehingga hasil pembacaan dengan spektrofotometer menjadi lebih besar. Saat pemisahan ekstraksi keempat corong pisah juga mengalami masalah dimana ada gelembung yang muncul dari bawah saat kran dibuka sehingga MB bisa saja ikut y = 0,0921x + 0, R² = 0, 0 0, 0, 0, 0 0,5 1 1,5 2 2, Nilai Absorbansi^ Konsentrasi LAS (mg/L)
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 11 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/ tercampur dan keluar lewat gelembung tersebut. Kesalahan juga dapat terjadi karena penambahan larutan yang kurang akurat, ketidakakuratan alat yang digunakan, dan ketidaktelitian praktikan. Oleh karena itu, data yang salah ini tidak digunakan sehingga didapatkan grafik yang benar sebagai berikut : Berdasarkan grafik yang telah didapatkan, maka didapatkan persamaan y = 0,1696x + 0,0218 dengan nilai regresi linier R^2 = 0,9 552. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa nilai absorbansi memiliki korelasi yang baik dengan konsentrasi larutan karena nilai koefisien korelasi (R) yang didapatkan mendekati 1 atau > 0,995 yaitu sebesar 0,97734. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh memiliki keakuratan yang baik sehingga grafik standar yang didapatkan berupa garis lurus atau linear dan dapat digunakan untuk menentukan kadar detergen dalam sampel (Utomo et al., 2018). Konsentrasi detergen dalam sampel (x) adalah: Absorbansi sampel (y) = 0,1696(x) + 0, 0,373 = 0,1696(x) + 0, 0,1696x = 0,3512 → x = 2,07 mg/L Dari perhitungan tersebut, diketahui bahwa konsentrasi detergen sebesar 2,07 mg/L. Berdasarkan PERMENLHK Nomor 6 Tahun 2021, batas nilai MBAS pada air limbah hasil olahan adalah sebesar 5 mg/L. Jika dibandingkan dengan baku mutu tersebut, maka sampel masih tergolong cukup rendah sehingga memenuhi kriteria dan aman untuk dibuang sebagai limbah olahan. 3.3 APLIKASI DI BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN Pada bidang Teknik Lingkungan, analisis surfaktan ini digunakan untuk pengolahan pencemaran air terutama limbah detergen atau produk lain yang mengandung surfaktan sehingga kadar surfaktan dapat ditentukan apakah aman untuk dibuang atau tidak. Limbah surfaktan yang dibuang dapat terakumulasi pada badan air dan dapat menyebabkan terbentuknya lapisan film dalam air yang menurunkan tingkat transfer air, gangguan kesehatan, serta eutrofikasi pada badan air. Selain itu, surfaktan yang terakumulasi dapat menyebabkan pendangkalan akibat penumpukan sedimen dan menyebabkan terhambatnya oksigen (Utomo et al., 2018). y = 0,1696x + 0, R² = 0, 0 0, 0, 0, 0, Nilai Absorbansi 0 0,5 1 1,5 2 2, Konsentrasi LAS (mg/L)
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 13 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/
5. REFERENSI Audina, M., Oktasari, A., & Iskandar, D. (2022). Corn Husk as Anionic Surfactant Biosorbent in Detergent Waste. Sainstek : Jurnal Sains Dan Teknologi , 14 (1), 7. https://doi.org/10.31958/js.v14i1. Cui, L., Puerto, M., López-Salinas, J. L., Biswal, S. L., & Hirasaki, G. J. (2014). Improved methylene blue two-phase titration method for determining cationic surfactant concentration in high- salinity brine. Analytical Chemistry , 86 (22), 11055–11061. https://doi.org/10.1021/ac500767m Hanif, N. M., Adnan, S. N. N., Latif, M. T., Zakaria, Z., Abdullahand, M. P., & Othman, M. R. (2012). The composition of surfactants in river water and its influence to the amount of surfactants in drinking water. World Applied Sciences Journal , 17 (8), 970–975. Moradi, M., & Yamini, Y. (2012). Surfactant roles in modern sample preparation techniques: A review. Journal of Separation Science , 35 (18), 2319–2340. https://doi.org/10.1002/jssc. Pratiwi, E., & Prasetya, A. T. (2020). Optimasi Metode Analisis Kadar Surfaktan Anion Menggunakan Methylen Blue Active Subtances dengan Spektrofotometer Ultraviolet Visible. Indonesian Journal of Chemical Science , 9 (2), 125–130. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs Putri, S. A., Heryanto, R., & Rohaeti, E. (2018). Spektrofotometer Quali-Vis dan Kemometrika untuk Klasifikasi Kualitas Daun Wungu (Graptophyllum pictum). Jurnal Jamu Indonesia , 3 (3), 89– 101. https://doi.org/10.29244/jji.v3i3. Razmi, Alawiyah, T., & Yuliana, F. (2020). Analisis Kadar Surfaktan Anionik Pada Air Sungai Martapura Dengan Metode Spektofotometrir Visible. 2 (2), 2. Sumarwanto, P., & Hartati, Y. (2018). Penanganan Air Limbah Cucian Alat Gelas Laboratorium dengan Metode Spektrofotometri Menggunakan Pereaksi Biru Metilen. Indonesian Journal of Laboratory , 1 (1), 10. https://doi.org/10.22146/ijl.v1i1. Utomo, W. P., Nugraheni, Z. V., Rosyidah, A., Shafwah, O. M., Naashihah, L. K., Nurfitria, N., & Ullfindrayani, I. F. (2018). Penurunan Kadar Surfaktan Anionik dan Fosfat dalam Air Limbah Laundry di Kawasan Keputih, Surabaya menggunakan Karbon Aktif. Akta Kimia Indonesia , 3 (1), 127. https://doi.org/10.12962/j25493736.v3i1.
FT-SPK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tanggal: 01 / 11 / 2022 Halaman: 14 dari 25 PRAKTIKUM KIMIA DASAR – SEMESTER GASAL 2022/ Wyrwas, B., & Zgoła-Grześkowiak, A. (2014). Continuous flow methylene blue active substances method for the determination of anionic surfactants in river water and biodegradation test samples. Journal of Surfactants and Detergents , 17 (1), 191–198. https://doi.org/10.1007/s11743- 013 - 1469 - x