










Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Model evaluasi pelatihan CIRO (Context, Input, Reaction, Outcome)
Typology: Essays (university)
1 / 18
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
i
Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah PPSDM Evaluasi Pelatihan Dosen Pengampu:
**1. Dr. Asep Saepudin, M.Pd
ii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul āModel Evaluasi Pelatihan CIROā dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah PPSDM Evaluasi Pelatihan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca mengenai model evaluasi pelatihan CIRO. Dengan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Asep Saepudin, M.Pd dan Dr. Cucu Sukmana, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah PPSDM Evaluasi Pelatihan dan kepada pihak-pihak yang berkontribusi memberikan sumbangsih baik materi maupun materilnya kepada Penulis sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, Penulis mеnghаrаŃkаn ŃŠ°rаn dan krŃtŃk dеmŃ kŠµŃŠµmŃurnааn dаn ŃŠµrbаŃkаnnŃŠ° ŃŠµhŃnggа akhirnya laporan hasil observasi ini dŠ°ŃŠ°t memberikan manfaat bаgŃ bidang pendidikan dаn ŃŠµnеrŠ°ŃŠ°n dŃlŠ°ŃŠ°ngаn serta bŃŃŠ° dŃkеmbаngkаn lаgŃ lebih lаnjut. Semarang, 29 Oktober 2022 Penulis
1.1 Latar Belakang Salah satu kegiatan yang memiliki kontribusi besar dalam sebuah institusi ialah pelatihan. Namun terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian khusus saat melaksanakan suatu program pelatihan. Perhatian khusus yang dimaksud yaitu diadakannya evaluasi dari pelatihan itu sendiri. Evaluasi sangat penting dilakukan guna melihat ketercapaian tujuan suatu program dan adanya pengambilan keputusan terkait tindak lanjut program pelatihan. Menurut Djaali dan Mulyono (2001: 1) evaluasi merupakan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi berdasarkan kriteria dan tujuan yang sudah ditetapkan. Lebih lanjut, Grounlund dan Linn memaparkan evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis yang mencakup pengumpulan dan analisis data, serta interpretasi informasi untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan. Evaluasi merupakan keputusan seseorang terhadap hasil seseorang atas nilainya. Salah satu tujuan sebuah evaluasi dilakukan yaitu untuk melihat keberhasilan suatu program yang dapat diukur melalui tingkat efektifitas dan efisiensinya. Efektifitas yaitu ketika output yang dihasilkan dibandingkan dengan inputnya sedangkan efisiensi yaitu pendayagunaan sumber daya untuk memaksimalkan outputnya. Evaluasi program merupakan suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan yang didalamnya mencakup pengumpulan, pendeskripsian, penginterpretasian, dan penyajian informasi sebagai dasar pengambilan suatu keputusan. Pelaksanaan evaluasi selalu berdasarkan pada data. Karenanya, tujuan evaluasi program adalah sebagai penyedia informasi dan rekomendasi bagi evaluator untuk memutuskan tindak lanjut suatu program apakah akan dilanjutkan, diberhentikan, atau diperbaiki. Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan seberapa tinggi tujuan telah tercapai (Ralph W. Tyler). Program merupakan segala sesuatu yang dirancang dengan harapan akan menghasilkan nilai kebermanfaatan (John L Herman dalam Tayibnapis, 2008 :
9). Lebih lanjut, Suharsimi Arikunto (2009 : 290) memaparkan suatu program dapat dijabarkan secara umum dan khusus. Secara umum, program berarti rencana kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan secara khusus, program dapat dimaknai dengan suatu unit satuan kegiatan yang merupakan bagian dari implementasi suatu kebijakan dan melibatkan suatu kelompok. Jika melaksanakan suatu program hendaknya dilaksanakan juga kegiatan evaluasi untuk melihat ketercapaian dari tujuan program itu dilaksanakan. Terdapat banyak model evaluasi yang dapat diterapkan untuk mengevaluasi suatu program. Setiap model memiliki ciri khas dan tahapannya masing- masing, namun esensi dari tiap-tiap model memiliki maksud yang sama yaitu sebagai bahan pertimbangan evaluator untuk menindaklanjuti apakah program yang dievaluasi akan dilanjutkan, diberhentikan, atau diperbaiki. Salah satu model evaluasi pelatihan yang akan dipaparkan yaitu model evaluasi pelatihan CIRO yang dikemukakan oleh P. Ward, M. Bird, dan N. Rackhman. 1.2 Rumusan Masalah
berlangsung tetapi hanya dapat dijawab setelah pelatihan berakhir. Model CIRO memiliki empat tahapan yaitu:
Level evaluasi ini akan menjawab pertanyaan kedua āHal apa yang bisa dilakukan untuk membawa perubahan?ā. Pada level ini, pelatih harus mempertimbangkan sumberdaya, perangkat-perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai alat dan pemandu bagi berlangsungnya proses yang harus ada dan tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu proses. a. Input sumber daya
Sumber data mana yang harus diandalkan terlebih dahulu harus diputuskan oleh tim evaluasi. Jika ada banyak sumber data, hanya satu yang harus dipilih, dan membuat alasan yang kuat kenapa memilih sumber data tersebut. f. Menyusun matriks tabulasi data. Matriks tabulasi data disusun berdasarkan kerangka analisis. Bersumber dari instrumen pendataan yang telah diisi maka matriks tabulasi data berguna sebagai formulir raw data. Semua data yang ada dalam instrumen pengumpulan data dipindahkan ke matriks tabulasi data (converting process). Tabulasi data disusun menggunakan format dalam format menggunakan MS Excel. Dari unit usaha kecil hingga unit usaha besar, urutannya disusun secara berurutan. g. Menyiapakan matriks pengolahan data. Kolom matriks tabulasi data yang terisi penuh harus diperhitungkan selama prosedur pengolahan data. Jika kerangka analisis evaluasi telah ditetapkan, harus sepenuhnya menerapkan model tersebut saat melakukan penilaian dan perhitungan. Akan diberlakukan nilai 0 pada scoring apabila terdapat satu kegiatan dimana memiliki data tidak lengkap atau tidak ada. Selain itu, tetap harus dilakukan calculating dengan cara mengalikan bobotnya dengan score program atau kegiatan. h. Mencermati sifat nilai koefisien pada variabel tertentu. Nilai koefisien harus diteliti terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan. Ada dua jenis nilai koefisien yakni āKoefisien Berbanding Lurusā dan āKoefisien Berbanding terbalikā. Akan dilakukan perhitungan tambahan pengurangan nilai apabila variabel āKoefisien Berbanding Terbalikā ditemukan menghitungnya dengan cara Bobot Variabel yang bersangkutan dikurangi Nilai Koefisien Hasil Hitung langsung. i. Melakukan scoring dan calculating. Agar dapat diperoleh nilai scoring di setiap kegiatan maka dibutuhkan angka koefisien variabel dan bobot kegiatan bersangkutan
(diberikan bobot jika dilihat per item perlu adanya perbedaan). Berikut langkah-langkahnya:
a. Context: prestasi siswa menurun, tidak ada motivasi belajar, guru mengajar monoton dll. b. Input: sarana prasarana, ahli pembelajaran, guru. c. Reaction: guru merasa ada pencerahan/wawasan baru tentang strategi pembelajaran. d. Outcome: ada kegairahan/semangat belajar siswa, prestasi belajar meningkat.
d. Outcome:
Kesimpulan: Hasil perhitungan nilai N-Gain di pesantren Miftahul Muarif sebesar 0,421 sehingga masuk pada kategori sedang, adapun dalam pelaksanaan terhadap media pembelajaran tajwid berada pada kategori sangat praktis dengan persentase tingkat kepraktisan 92,81% sehingga dengan menggunakan evaluasi model CIRO, dapat dikatakan sudah efektif.
3.1 Kesimpulan Model evaluasi CIRO merupakan model evaluasi yang bersifat hierarki, dalam hal ini proses mengevaluasi harus dimulai dari tahapan pertama yaitu ākonteksā baru dapat dilanjutkan ke tahap kedua yaitu āinputā, lanjut ke tahapan ketiga yaitu āreaksiā dan menuju tahap terakhir yaitu āhasilā. Tujuan model evaluasi CIRO ialah guna memastikan bagaimana suatu pelatihan mempengaruhi tujuan suatu organisasi. Sedangkan manfaat utama penggunaan pendekatan CIRO adalah memastikan semua aspek siklus dalam pelatihan tertutupi. Kelebihan model CIRO sangat signifikan dan meskipun untuk kelemahan model CIRO ini banyak, masih terdapat upaya-upaya untuk menutupi kelemahan tersebut. 3.2 Saran Penyiapan sumber daya bagi peserta menjadi fokus utama model evaluasi CIRO. Untuk memastikan keberhasilan perusahaan ataupun organisasi dapat menerapkan model evaluasi CIRO. Namun demikian, kesemua model-model evaluasi pelatihan yang telah dipaparkan pada pertemuan sebelumnya memiliki kelebihan masing-masing, tinggal kita memilih model yang paling tepat sesuai dengan organisasi atau perusahaan kita. Setiap pembaca disarankan untuk membaca buku Evaluasi Esai karya Dr. Wirawan, MSL, Sp.A, M.M., M.Si oleh penulis karena secara signifikan bisa memperdalam pemahaman kita tentang ilmu evaluasi, memungkinkan kita untuk menilai apa pun yang kita inginka,. dan belajar banyak tentang model evaluasi yang sesuai akan kita implementasikan kelak. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu diharapkan ada kritik dan saran yang membangun bagi penulis untuk perbaikan di masa mendatang.