









































Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Laporan praktikum ini merupakan laporan dari percobaan yang dilakukan secara online.
Typology: Lab Reports
1 / 49
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia NAMA PRAKTIKAN : Almira Putri Nurindra 2006520595 Tioma Rebeckha Debora 2006573550 Annisa Nur Prastia 2006471580 KELOMPOK : R-MTD- 21 TANGGAL PRAKTIKUM : Minggu, 7 November 2021 JUDUL PRAKTIKUM : Atterberg Limits ASISTEN : Wanita Nahdah PARAF DAN NILAI : A. LIQUID LIMITS I. PENDAHULUAN A. Standar Acuan dan Referensi ASTM D 44318 “ Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and Plasticity Index of Soils ” AASHTO T 89 “ Determining the Liquid Limit of Soils ” SNI 1967:2008 “Cara uji penentuan batas cair tanah” B. Maksud dan Tujuan Percobaan Mencari kadar air pada liquid limit (batas cair) dari sampel tanah. Hasil uji batas cair ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya pada tanah kohesif, dimana konsistensi tanah tergantung dari nilai batas cairnya. Disamping itu, nilai batas cair ini dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks plastisitas tanah yaitu nilai batas cair dikurangi dengan nilai batas plastis. C. Alat – alat dan Bahan a. Alat
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 12,7 mm pada dasar cawan, sesudah 25 kali pukulan, didefinisikan sebagai batas cair tanah tersebut. Gambar 3 Skema Alat Uji Batas Cair Sumber : Hardiyatmo, Mekanika Tanah 1 (2002) Karena sulitnya mengatur kadar air pada waktu celah menutup pada 25kali pukulan, maka biasanya percobaan dilakukan beberapa kali, yaitu dengan kadar air yang berbeda dengan jumlah pukulan yang berkisar antara 15 sampai 35. Kemudian, hubungan kadar air dan jumlah pukulan digambarkan dalam grafik semi logaritmik untuk menentukan kadar air pada 25 kali pukulan terlihatpada gambar 4. Gambar 4 Kurva pada penentuan batas cair tanah lempung Sumber : Hardiyatmo, Mekanika Tanah 1 (2002)
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kemiringan dari garis dalam kurva didefinisikan sebagai indeks aliran ( flow index ) dan dinyatakan dalam persamaan: 𝐼𝐹 =
dengan, IF = indeks aliran w1 = kadar air (%) pada N1 pukulan w2 = kadar air (%) pada N2 pukulan Perhatikan bahwa nilai w1 dan w2 dapat ditukarkan untuk memperoleh nilai positifnya, walaupun kemiringan kurva sebenarnya negatif. Dari banyak uji batas-cair, Waterways Experiment Station di Vicksburg Mississipi (1949), mengusulkan persamaan batas cair: 𝐿𝐿 = 𝑤𝑁
𝑡𝑔𝛽 dengan, N= jumlah pukulan, untuk menutup celah 0,5 in (12,7 mm) 𝑤𝑁=kadar air 𝑡𝑔𝛽 = 0,121 (tetapi 𝑡𝑔𝛽 tidak sama dengan 0,121 untuk semua jenis tanah) Hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan digambarkan dalam grafik semi-logaritma. Dari pasangan data tersebut ditarik suatu hubungan linear yang terbaik ( best-fit straight line ) yang disebut dengan flow curve. Kadar air dengan 25 pukulan dari flow curve akan ditetapkan sebagai batas cair tanah.Kemiringan garis lurus dalam flow curve disebut sebagai flow index (FI). Keterbatasan metode Cassagrande telah diidentifikasi oleh
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 7
A. Persiapan Praktikum
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 8 Sumber: (Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah, 2017)
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 10
Tabel 2. Perhitungan Kadar Air Batas Cair LIQUID LIMIT DETERMINATION Can No. 1 2 3 4 Weight of wet soil + can 33,93 31,57 30,50 26, Weight of dry soil + can 23,19 22,46 21,64 17, Weight of can 8,03 8,81 8,19 4, Weight of dry soil 15,16 13,65 13,45 13, Weight of moisture 10,74 9,11 8,86 8, Water content (%) 70,84 66,74 65,87 63, No.of blows 15 20 29 38 Kadar air rata-rata (%) 66, Sumber: (Data Praktikan, 2021) b. Menentukan nilai Liquid Limit
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 11 logarithmic didapatkan antara N (jumlah ketukan) dengan W (kadar air): Tabel 3. Jumlah Ketukan (N) dan Kadar Air (W) Cara pertama mencari LL N(x) 15 20 29 38 W(y) (%) 108,682253 105,546518 101,496475 98, LL untuk x=25 103, Sumber: (Data Praktikan, 2021) Grafik 1. Hubungan Jumlah Ketukan dengan Kadar Air Sumber: (Praktikum, 2021) Berdasarkan grafik tersebut, didapatkan persamaan y = - 10,9 ln (x) + 138,2. Jadi untuk N = 25, didapatkan nilai liquid limit sebagai berikut. Liquid limit = - 10,9 ln ( 25 ) + 138,2= 103,
0 , 121 Keterangan: LL = Liquid Limit Wn = Kadar air pada ketukan ke-n y = - 10.9ln(x) + 138. 98 100 102 104 106 108 110 0 5 10 15 20 25 30 35 40 W(y) (%) N(x)
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 13 1 15 66,5980298 0,940061575 62, 2 20 64,9620339 0,973360882 63, 3 29 67,0673049 1,01812105 68, 4 38 67,2441467 1,05196932 70, LL Rata-rata (%) 66, Kesalahan relatif 35, Sumber: (Praktikan, 2021) c. Kesalahan Relatif 𝐾𝑅 = |
d. Harga Flow Index (FI) Harga Flow Index (FI) dapat ditentukan dengan menarik garis lurus sehingga memotong sumbu pada ketukan ke-10 dan ketukan ke- 100. Kadar air untuk N= 10 N = 10 W = - 10,9 ln ( 10 ) + 138,2=113, Kadar air untuk N= 100 N = 10 W = - 10,9 ln ( 100 ) + 138,2=88, Harga Flow Index 𝐹𝐼 = 𝑊𝑁= 100 − 𝑊𝑁= 10 𝐹𝐼 = 88 ,00364497− 113 , 1018225 𝐹𝐼 = − 25 , 09817751 IV. ANALISIS A. Analisis Percobaan
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 14 Praktikum Mekanika Tanah Dasar dengan judul Atterberg Limit bagian Plastic Limit, bertujuan untuk mencari kadar air pada batas plastis atau batas terendah kadar air dari sampel tanah yang digunakan dan angka indeks plastisitasnya_._ Batas plastis merupakan persentase kadar air ketika tanah akan runtuh saat digulung diameter 3.2 mm. Kondisi tanah yang dapat menunjukkan batas plastis ini berada pada kondisi diantara semi padat dan plastis. Dalam praktikum ini diperlukan bantuan alat-alat, seperti alat cassagrande dimana alat ini digunakan sebagai pengeteuk mangkuk tanah, standard grooving tool untuk membuat celah di antara sampel tanah, can sebagai wadah untuk sampel pada saat penimbangan, spatula untuk mengoleskan sampel tanah ke alat cassagrande , mangkuk porselinsebagai wadah untuk mencampurkan sampel dengan air suling, botol penyemprot untuk menambahkan air suling, timbangan dengan ketelitian 0.01 gram untuk menimbang berat sampel, dan oven untuk mengereringkan sampel. Serta diperlukan sampel tanah lolos saringan No. ASTM agar tanah tersaring adalah tanah dengan butiran partikel terkecil sehingga mempermudah proses tanah menjadi homogen dan air suling sebagai pengencer dalam membuat pasta tanah karena ia merupakan air yang terbebas dari zat/partikel atau steril sehingga tidak akan memberi pengaruh pada karakteristik dari sampel tanah. Diawali dengan membuat sampel dengan mencampurkan tanah dengan air suling pada mangkuk porselin dan diaduk menggunakan spatula hingga homogen agar kadar air tanah merata. Sampel dinilai siap digunakan apabila teksturnya sudah menyerupai pasta. Jika, sampel sudah siap, sampel diletakkan
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 16 Praktikan dapat menghitung berat tanah basah yang dilakukan dengan cara mengurangi berat tanah basah dengan can dan dikurangi dengan berat can yang telah digunakan. Kemudian, praktikan dapat menghitung berat tanah kering yang dilakukan dengan cara mengurangi berat kering tanah dengan can dan dikurangai dengan berat can yang digunakan saat praktikum. Selanjutnya praktikan dapat menentukan nilai kadar air yang diperoleh dengan cara mengurangi nilai berat tanah basah dengen nilai berat tanah kering. Kemudian diperoleh nilai kadar air tiap ketukan, yaitu 66 , 598 % untuk ketukan 15; 64 , 962 % untuk ketukan 20; 67,067% untuk ketukan 29, dan 67,244% untuk ketukan 38. Selanjutnya praktikan menghitung liquid limit. Data diolah menggunakan 2 cara. Cara yang pertama adalah dengan grafik. Grafik ini menunjakkan hubungan antara jumlah ketukan dengan kadar air pada setiap ketukannya. Pada praktikum ini, didapatkan grafik dengan persamaan y = - 10,9ln(x) + 138,2. Grafik tersebut juga menunjukkan nilai regresi linear (R^2 ) sebesar 138,2. Pada nilai x sebesar 25 menandakan bahwa pada ketukan ini dianggap kadar air dalam sampel optimal. Ketukan ke-25 ini kemudian disubtitusi ke dalam persamaan grafik tersebut dan didapatkan nilai liquid limit sebesar 103,11%. Maka, dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis tanah tersebut ialah illite karena nilai batas LL (%) untuk jenis tanah tersebut adalah berentang 95-120%. Illite dengan rumus kimia KyAl2(Fe2Mg2Mg3) (Si4yAly) O10(OH)2 adalah mineral bermika yang sering dikenal sebagai mika tanah dan merupakan mika yang berukuran lempung. Istilah illite dipakai untuk tanah berbutir halus, sedangkan tanah berbutir kasar disebut mikahidrus. Hal tersebut dapat diartikan bahwa hubungan antara jumlah ketukan dan kadar air berbanding terbalik. Karena semakin banyak jumlah ketukan yang diperolah, maka semakin banyak kadar air dalam sampel. Dan semakin sedikit
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 17 jumlah ketukan yang diperoleh, semakin banyak kadar air dalam sampel. Perhitungan nilai FI dilakukan dengan mengurangi kadar air ketukan ke- 100 sebesar 88,004% dengan air ketukan ke- 10 sebesar 113,102% yang didapatkan dengan rumus y=-10,9ln(x) + 138,2 (rumusan dari grafik 1). Lalu, didapatkan nilai flow index sebesar - 25,1%. Nilai flow index yang negatif menunjukkan bahwa kadar air pada ketukan ke-10 lebih besar dari kadar air pada ketukan ke-100. Hal ini dapat menentukan bahwa kekuatan geser dalam contoh tanah adalah besar. Karena semakin kecil flow index , semakin banyak air yang ada (keadaan air rendah dalam kuantitas) meningkatkan kekuatan geser dan sebaliknya, semakin tinggi flow index , semakin rendah/kecil kekuatan gesernya. C. Analisis Kesalahan Pada praktikum ini terdapat beberapa kesalahan yang dapat terjadi, diantaranya adalah:
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 19
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia 20
Gambar 9. Proses Pembuatan Celah pada Tengah Sampel Sumber: (Video Praktikum, 2021) Gambar 10. Praktikan Menyalakan Alat Cassagrande Sumber: (Video Praktikum, 2021)