













Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Laporan Elektronika Dasar II BAB 1
Typology: Study Guides, Projects, Research
1 / 21
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________
Pukul : _____________________________________________________
Catatan:
Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________
Pukul : ______________________________________________________
Nilai Sementara Nilai Akhir
Korektor
...............................
......
Asisten
Dicky Prasetya Pangestu Aji
CO Asisten
Lutfia Vitra Erlinda
......
rangkaian bias pembagi tegangan ekivalen dengan bias emitor ditujunjukkan seperti gambar
1 .2.1 dan 1.2.2 (Malvino & Bates, 2016).
Gambar 1.2 Rangkaian yang disederhanakan (Malvino & Bates, 2016).
Garis beban adalah garis lurus yang digambarkan pada kurva kolektor di antara titik cut-
off dan saturasi dari transistor. Bisa dikatakan bahwa transistor selalu bekerja pada garis ini.
Tahanan kolektor dan tegangan sumber V CC
lah yang menentukan garis beban. Lalu untuk
membuat garis beban, harus ditentukan terlebih dahulu titik potongnya. Saat transistor dalam
keadaan cut-off, tidak ada arus kolektor yang mengalir sehingga menyebabkan tenggangan
kolektor emitor V CE
sama besarnya dengan V CC
. Saat transistor berada dalam kondisi saturasi,
CE
akan mendekati nol (Floyd & Buchla, 2014).
Gambar 1.2.3 Garis Beban (Floyd & Buchla, 2014).
Peralatan yang digunakan dalam praktikum rangkaian DC bias pembagi tegangan
antara lain voltmeter DC dan amperemeter AC. Lalu komponen yang diperlukan dalam
rangkaian uji antara lain tahanan R 1
27 k
Ω, tahanan R 2
4,7kΩ, tahanan R C
3,3kΩ, tahanan
E
680kΩ, dan transistor Q 1
Untuk percobaan penerapan sumber tegangan V CC
=9V pada rangkaian uji, langkah
pertama yang dilakukan adalah saklar S 2
dihubungkan. Pada voltmeter, mode DC dipilih.
Kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik A dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik D.
Variable power supply diatur agar menghasilkan tegangan 9V, dengan melihat hasil
pembacaan tegangan di voltmeter.
Untuk percobaan pengukuran tegangan pada tahanan R 1
, dan R E
, langkah
pertama yang dilakukan adalah tegangan pada tahanan R 1
) diukur dengan kaki
voltmeter dihubungkan ke titik A dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik B.
Tegangan pada
tahanan R 2
) diukur dengan kaki (+) voltmeter dihubungkan ke
titik B dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik D. Tegangan pada tahanan R C
(VRC=VAC) diukur dengan kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik A dan kaki (-)
voltmeter dihubungkan ke titik C. Tegangan
pada tahanan R E
) diukur dengan
kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik E dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik D.
Untuk percobaan pengukuran tegangan pada transistor, pertama-tama tegangan
CB transistor diukur, dengan kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik C dan kaki (-)
voltmeter
dihubungkan ke titik B. Tegangan V BE
transistor diukur, dengan kaki (+)
voltmeter dihubungkan ke titik B dan kaki (-) voltmeter dihubungkan ke titik E. Tegangan
transistor diukur, dengan kaki (+) voltmeter dihubungkan ke titik C dan kaki (-)
voltmeter dihubungkan ke titik E.
Untuk percobaan pengukuran arus, pertama-tama arus I B
) diukur dengan
amperemeter ditempatkan di posisi I 2
. Hasil pengukuran dapat dibaca melalui amperemeter
DC. Arus I C
) diukur dengan amperemeter ditempatkan di posisi I 3
. Hasil pengukuran
dapat dibaca melalui amperemeter DC. Semua prosedur di atas diulangi untuk nilai V CC
yang lain, yaitu 10V, 11V, dan 12V.
3.1.1 Vcc = 9.06 Volt
Pengukuran Tegangan pada Tahanan
Titik Tegangan (volt)
𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
𝑅𝐸
Pengukuran Tegangan pada Transistor
Titik Tegangan (volt)
𝐶𝐵
𝐵𝐸
𝐶𝐸
Pengukuran Arus
Titik Arus
𝐵
4.5 mA
𝐶
3.1.2 Vcc = 10.03 Volt
Pengukuran Tegangan pada Tahanan
Titik Tegangan (volt)
𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
𝑅𝐸
Pengukuran Tegangan pada Transistor
Titik Tegangan (volt)
𝐶𝐵
𝐵𝐸
𝐶𝐸
Pengukuran Arus
Titik Arus
𝐵
5077 uA
𝐶
1226.90 mA
3.1.3 Vcc = 11.01 Volt
Pengukuran Tegangan pada Tahanan
Titik Tegangan (volt)
𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
𝑅𝐸
Pengukuran Tegangan pada Transistor
Titik Tegangan (volt)
𝐶𝐵
𝐵𝐸
𝐶𝐸
Pengukuran Arus
Titik Arus
𝐵
5795 uA
𝐶
1432.95 mA
3.1.4 Vcc = 11.96 Volt
Pengukuran Tegangan pada Tahanan
Titik Tegangan (volt)
𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
𝑅𝐸
Pengukuran Tegangan pada Transistor
Titik Tegangan (volt)
𝐶𝐵
𝐵𝐸
𝐶𝐸
3.2.3 Tegangan Pada Tahanan dengan Vcc = 11.01 Volt
𝐵
2
2
1
2
𝐶𝐶
𝐸
𝐵
𝐵𝐸
𝐸
𝐸
𝐸
− 3
𝐶𝑄
𝐸
− 3
𝐶𝐸𝑄
𝐶𝐶
𝐶
𝐶
𝐸
− 3
𝐶(𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖)
𝐶𝐶
𝐶
𝐸
− 3
𝐶𝐸(𝐶𝑢𝑡−𝑂𝑓𝑓)
𝐶𝐶
3.2.4 Tegangan Pada Tahanan dengan Vcc = 11.96 Volt
𝐵
2
2
1
2
𝐶𝐶
𝐸
𝐵
𝐵𝐸
𝐸
𝐸
𝐸
− 3
𝐶𝑄
𝐸
− 3
𝐶𝐸𝑄
𝐶𝐶
𝐶
𝐶
𝐸
− 3
𝐶(𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖)
𝐶𝐶
𝐶
𝐸
− 3
𝐶𝐸(𝐶𝑢𝑡−𝑂𝑓𝑓)
𝐶𝐶
Gambar 3.3.1 Garis Beban DC 9.06V
Gambar 3.3.2 Garis Beban DC 10.03V
Gambar 3.3.3 Garis Beban DC 11.01V
Gambar 3.3.4 Garis Beban DC 11.96V
0
1
2
0 2 4 6 8 10
0
1
2
3
0 2 4 6 8 10 12
0
1
2
3
0 2 4 6 8 10 12
0
1
2
3
4
0 5 10 15
Pada pengukuran tegangan pada transistor, tegangan 𝑉 𝐶𝐵
transistor diukur dengan dihubungkan kaki (+) voltmeter ke titik C dan
kaki (-) voltmeter ke titik B. Tegangan 𝑉 𝐵𝐸
transistor diukur dengan
dihubungkan kaki (+) voltmeter ke titik B dan kaki (-) voltmeter ke titik
E. Tegangan 𝑉 𝐶𝐸
transistor diukur dengan dihubungkan kaki (+)
voltmeter ke titik C dan kaki (-) voltmeter ke titik E.
Pada pengukuran arus, arus 𝐼 𝐵
2
) diukur dengan ditempatkan
amperemeter di posisi 𝐼 2
. Hasil pengukuran dibaca dengan amperemeter
DC. Arus 𝐼 𝐶
3
) diukur dengan ditempatkan amperemeter di posisi 𝐼 3
Hasil pengukuran dibaca dengan amperemeter DC. Prosedur dilakukan
pengulangan untuk nilai 𝑉 𝐶𝐶
yang lain yaitu 10 V, 11 V, dan 12 V.
Pada percobaan rangkaian DC bias pembagi tegangan digunakan
beberapa nilai 𝑉 𝑐𝑐
yaitu 9.06 V, 10.03 V, 11,01 V, dan 11.96 V.
Berdasarkan data hasil percobaan, diperoleh beberapa nilai tegangan
untuk setiap masing- masing tahanan dari tiap nilai 𝑉 𝑐𝑐
. Pada nilai 𝑉 𝑐𝑐
9 .06 V dihasilkan nilai tegangan resistor 𝑉𝑅 1 = 7 .73 𝑉 , 𝑉𝑅 2 = 1. 32 𝑉
𝑅𝐶
= 3 .30 𝑉 , dan 𝑉 𝑅𝐸
= 0 .69 𝑉. Pada tegangan transistor dihasilkan
nilai 𝑉𝐶𝐵 = 4 .42 𝑉, 𝑉𝐵𝐸 = 0. 63 𝑉 , 𝑉𝐶𝐸 = 5. 04 𝑉. Pada pengukuran
arus dihasilkan nilai 𝐼 B
= 4.5 m𝐴 dan 𝐼 c
= 1 𝐴. Sehingga dihasilkan nilai
𝐵
𝐸
𝐸
𝐶𝑄
− 4
𝐶𝐸𝑄
𝐶(𝑠𝑎𝑡)
− 3
𝐴, dan 𝑉 𝐶𝐸
𝐶𝐶
≅ 9. 06 𝑉. Pada
nilai 𝑉 𝑐𝑐
= 10.03V dihasilkan nilai tegangan resistor 𝑉 𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
= 3.95 𝑉 , dan 𝑉 𝑅𝐸
= 0.83 𝑉. Pada tegangan transistor
dihasilkan nilai 𝑉𝐶𝐵 = 4. 6 𝑉 , 𝑉𝐵𝐸 = 0. 63 𝑉, 𝑉𝐶𝐸 = 5.21 𝑉. Pada pengukuran
arus dihasilkan nilai 𝐼 B
= 5 077 𝜇𝐴 dan 𝐼 C
= 1226.90 𝑚𝐴. Sehingga
dihasilkan nilai 𝑉 𝐵
𝐸
𝐸
𝐶𝑄
− 3
𝐶𝐸𝑄
𝐶(𝑠𝑎𝑡)
− 3
𝐴, dan 𝑉 𝐶𝐸
𝐶𝐶
Pada nilai 𝑉𝑐𝑐 = 11 .01 V dihasilkan nilai tegangan resistor 𝑉𝑅 1 = 9 .4 𝑉,
𝑅 2
𝑅𝐶
= 4 .61 𝑉 , dan 𝑉 𝑅𝐸
= 0. 98 𝑉. Pada tegangan transistor
dihasilkan nilai 𝑉 𝐶𝐵
𝐵𝐸
𝐶𝐸
= 5 .36 𝑉. Pada
pengukuran arus dihasilkan nilai 𝐼 B
= 5795 𝜇𝐴 dan 𝐼 C
Sehingga dihasilkan nilai 𝑉 𝐵
𝐸
𝐸
𝐶𝑄
− 3
𝐶𝐸𝑄
𝐶(𝑠𝑎𝑡)
− 3
𝐴, dan
≅ 𝑉𝐶𝐶 ≅ 11. 01 𝑉. Pada nilai 𝑉𝑐𝑐 = 11.96 V dihasilkan nilai
tegangan resistor 𝑉 𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
= 5. 25 𝑉 , dan 𝑉 𝑅𝐸
= 1. 12 𝑉. Pada tegangan transistor dihasilkan nilai 𝑉 𝐶𝐵
𝐵𝐸
𝐶𝐸
= 5 .55 𝑉. Pada pengukuran arus dihasilkan nilai 𝐼 B
dan 𝐼 C
= 16 34.82 𝑚𝐴. Sehingga dihasilkan nilai 𝑉 𝐵
𝐸
𝐸
𝐶𝑄
− 3
𝐶𝐸𝑄
𝐶(𝑠𝑎𝑡)
− 3
𝐴, dan 𝑉 𝐶𝐸
𝐶𝐶
Sedangkan dalam perhitungan teoritis pada 𝑉 𝐶𝐶
= 9 𝑉 dihasilkan
nilai 𝑉 𝑅 1
= 3,4 𝑉 , dan 𝑉
𝑅𝐸
= 0,7 𝑉. Pada
𝐶𝐶
= 10 𝑉 dihasilkan nilai 𝑉 𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
= 4,1 𝑉 , dan
𝑅𝐸
= 0,9 𝑉. Pada 𝑉 𝐶𝐶
= 11 𝑉 dihasilkan nilai 𝑉 𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
= 4,8 𝑉 , dan 𝑉 𝑅𝐸
= 1,0 𝑉. Pada 𝑉 𝐶𝐶
= 12 𝑉 dihasilkan nilai 𝑉 𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
= 5,5 𝑉 , dan 𝑉 𝑅𝐸
= 1,1 𝑉. Pada data hasil
perhitungan dengan data perhitungan teroritis nilai 𝑉 𝐶𝐶
𝑅 1
𝑅 2
𝑅𝐶
, dan
𝑅𝐸
memiliki nilai yang hamper sama atau tidak jauh berbeda. Sehingga
dapat disimpulkan bawa perhitungan nya sesuai
Selain itu pada perhitungan diperoleh nilai 𝐼 𝐶
dan 𝑉 𝐶𝐸
yang
digunakan untuk membuat garis beban DC. Dimana dalam grafik yang
telah didapatkan dapat diambil kesimpulan bahwa apabila nilai 𝑉 𝐶𝐸
bernilai
maksimum maka akan sama dengan nilai 𝑉 𝐶𝐶
. Pada keadaan tersebut 𝐼 𝐶
bernilai 0, sehingga transistor berada dalam keadaan cut-off. Sedangkan
ketika 𝐼 𝐶
bernilai maksimum dan 𝑉 𝐶𝐸
bernilai 0 maka transistor berada
dalam keadaan saturasi.
Nilai 𝑉𝐶𝐶 yang menghasilkan posisi titik Q terbaik yaitu ketika
𝐶𝐶
bernilai 10 V. Dapat dilihat pada grafik 3.2 nilai Q yang berada pada
grafik garis beban DC tersebut berada dalam tengah-tengah. Itu berarti titik
Q pada 𝑉 𝐶𝐶
= 10 𝑉 merupakan titik kerja transistor sebagai penguat yang
memungkinkan transistor dapat menguatkan sinyal input secara maksimum
Floyd, T. L., & Buchla, D. L. ( 2014 ). Electronics Fundamentals: Circuits, Devices, and
Applications, Eight Edition. Harlow: Pearson.
Malvino, A., & Bates, D. (2016). Electronic principles Eighth edition. New York: McGraw-
Hill Education.
Setiyo, M. ( 2017 ). Listrik dan Elektronika Dasar Otomotif (Basic Automotive Electricity &
Electronics). Magelang: Unimma Press.
(Setiyo, 2017)
(Malvino & Bates, 2016)
(Floyd & Buchla, 2014)