


Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Contoh Ilmuwan muslim dan penemuannya
Typology: Summaries
1 / 4
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Nama asli al-Khawarizmi adalah Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi. Ia juga dikenal sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusof. Di Barat, ia diberi julukan Al-Kowalizmi, Al-Ahawizmi, Al- Karismi, Al-Golithmi, Al-Golithmi dan beberapa lainnya. Dialah yang menemukan Al Jabr Wal Muqobala. (penjelasan dan penyelesaian). Dalam bahasa latin disebut aljabar. Ia lahir di Bukhara sekitar tahun 780-850 M dan Al-Hawalizmi meninggal antara tahun 220-230 M. Meninggal di Bagdad pada 194H/780M, 266H/850M. Al-Khawarizmi adalah salah satu matematikawan, astronom, astrolog, geografi, dan kartografer paling terkenal di dunia. Dia mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk sekolah kehormatan di Baghdad (Irak). Saat itu, Irak adalah sebuah imperium, negara adidaya seperti Amerika saat ini. Bagdad telah menjadi pusat pengetahuan dan perdagangan. Seperti dia, banyak saudagar dan cendekiawan dari Cina dan India mengunjungi kota itu. Di Baghdad, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh khalifah Abbasiyah Almamun, di mana ia belajar ilmu-ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sansekerta dan Yunani. Ia juga anggota Baitul Hikmam dan mendapat kehormatan sebagai Direktur Perpustakaan Al-Maqmum dan sebagai perwakilan delegasi asing. Dalam dunia pendidikan, Al-Kawalizmi telah terbukti sebagai sosok muslim yang berwawasan luas. Pengetahuan dan keterampilannya meluas tidak hanya di bidang Syariah, tetapi juga di bidang filsafat, logika, aritmatika, geometri, musik, aritmatika, sejarah Islam, dan kimia.
Al-Khawārizmī juga menulis tentang kalender Yahudi, yang menggambarkan siklus 19 tahun penyisipan. Pertimbangkan periode antara era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleukia. Menggunakan kalender Yahudi untuk memberikan hukum tentang bujur matahari dan bulan. Mirip dengan yang ditemukan oleh al-Bīrūnī dan Maimonides. Bab III : Kesimpulan Banyak buku telah ditulis, banyak prestasi telah dibuat oleh para ilmuwan, dan banyak ilmu baru telah ditemukan. Hal ini tidak dimaksudkan untuk membahas pencapaian ilmuwan Muslim itu sendiri, melainkan kesadaran religius dan spiritual mereka. Keseimbangan antara pengetahuan Kaurya dan sains Kaunya harus diambil. Penggunaan logika yang meluas tidak mengarah pada rasionalisme yang bertentangan dengan Tuhan dan agama. Islam adalah agama kesatuan (tauhid) dan keseimbangan. Selama umat Islam menganut semangat tauhid yang sejati dan mempraktikkan keyakinan ini, mereka bebas dari delusi. Penalaran logis, analisis matematis, pengamatan, dan eksperimen semuanya memainkan peran yang sah dalam upaya ilmiah para ilmuwan Muslim. Umat Islam percaya bahwa hanya Allah SWT sebagai Kebenaran Mutlak (Al Haq), Allah adalah sumber dari segala kebenaran.