





Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
its all source to disscus about dark matter
Typology: Lecture notes
1 / 9
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Marthen Wayong Nim. Program Studi S1 Pendidikan Geografi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo 2013
Pembimbing :
Marthen Wayong (2013). Efek Dark Matter Terhadap Ekspansi Alam Semesta Efek Dark Matter di alam semesta, dengan melalui penelusuran literatur ilmiah yang relevan sehingga mendapatkan hasil berupa teoritis yang membahas tentang efek Dark Matter terhadap ekspansi alam semesta. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka, dimana rujukan yang digunakan berupa jurnal-jurnal ilmiah yang diakses melalui internet. Dark Matter merupakan materi gelap yang sulit mendeteksinya dialam semesta, karena materi ini tidak dapat berinteraksi dengan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan. Akan tetapi keberadaan dark matter bisa terungkap melalui gravitasi yang dihasilkan oleh dark matter itu sendiri, dimana dark matter di alam semesta terdapat sebanyak 25%. Dark Matter ini tersebar dialam semesta terutama banyak tersebar di galaksi dan Dark Matter juga dapat menentukan nasib alam semesta kita apakah terbuka, tertutup atau datar.
Alam semesta yang kita pijaki sekarang bukanlah alam semesta yang bersifat statis, akan tetapi alam semesta ini bersifat dinamis, selalu berubah beriring dengan waktu. Berdasarkan hasil pengamatan para ilmuan, bahwa alam semesta kita terus mengembang. Sehingga para astronomi dan ilmuan berusaha menjelaskan mengapa alam semesta terus mengembang. Alam Semesta mengembang secara aseleratif karena momentum dari dentuman besar. Setelah sejumlah besar energi berubah menjadi benda bermassa, maka lahirlah gaya gravitasi yang menarik benda-benda bermassa lainnya. Aselerasi pengembangan harusnya menjadi berkurang karena dilawan oleh gaya gravitasi. Seiring dengan waktu semakin banyak massa terbentuk, gaya gravitasi makin besar dan seharusnya pada satu titik aselerasi berubah menjadi deselerasi (perlambatan) artinya Alam Semesta menyusut, menyusut, dan kembali menjadi satu titik seperti sedia kala ( Perlmutter, 2011 ) Akan tetapi dari hasil pengamatan terhadap supernova tipe 1a yang menunjukan bahwa ekspansi alam semesta mengalami percepatan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bagi para ilmuan, siapa yang mendorong ataukah ada sesuatu yang menarik dari luar Alam Semesta sehingga gaya gravitasi yang begitu perkasa takluk yang membuat alam semesta terus mengembang? ( Perlmutter, 2011 ) Pada tahun 1933 seorang astronom Swiss Frits Zwicky mempelajari Kluster Koma dan mendapati bahwa kecepatan orbit galaksi-galaksi pada sisi terluar kluster ini lebih cepat daripada perhitungan distribusi massa yang didapat dari pengamatan intensitas kluster. Perhitungan Zwicky yang berdasarkan pergerakan kluster memberikan angka bahwa Kluster Coma lebih massif 400 kali dari pada perhitungan berdasarkan intensitas cahaya. Permasalahan adanya massa yang hilang ini oleh Zwicky dipostulatkan bahwa ada materi yang luput dari pengamatan para astronom, materi tersebut tidak meradiasikan cahaya.
spiral dan hanya sejumlah kecil gas dan debu. Akibatnya tidak ada gejala jelas dalam pembentukan bintang-bintang: tidak ada gugus bintang muda. Mereka adalah sistem galaksi yang paling sederhana terdiri dari hanya satu komponen, relatif cerah di pusat tetapi memudar dengan cepat dengan meningkatnya radius. Galaksi elips banyak ditemukan di daerah yang lebih padat pada alam semesta, dari kelompok yang kaya gumpalan untuk kelompok-kelompok kecil; benar-benar relatif jarang terisolasi ellipticals. Galaksi elips paling bercahaya di antara galaksi- galaksi yang paling terang yang kita tahu. Materi gelap dan energi gelap diyakini sebagian besar berada di alam semesta. Sejauh ini, itu tidak langsung terlacak, tidak dapat dilihat dan gagal untuk memancarkan radiasi elektromagnetik yang bisa mendeteksi. Kami percaya ada hal yang gelap karena dari gerak bintang, galaksi, dan gugusan galaksi, tetapi ada alternatif seperti dimodifikasi Newtonian dinamika. Dengan mengukur kecepatan objek-objek astronomi ini, kita tahu bahwa massa harus cukup untuk menjaga bintang, galaksi atau kluster galaksi dari tecerai berai. Dalam hal pengukuran kecepatan skala besar, jumlah materi-materi barion atau bercahaya adalah hanya sebagian kecil dari total massa diperlukan untuk menjaga objek bersama-sama. Ini massa yang hilang karena itu disebut sebagai materi gelap. Awal tahun 1933, pengamatan pada gugusan-gugusan galaksi menunjukkan bahwa kecepatan di beberapa komponen yang mengorbit pusat terlihat jauh lebih tinggi dari pada perkiraan massa akan memungkinkan pada kenyataannya, untuk beberapa perkiraan jumlah massa di dalam cluster diperlukan untuk menjadi 400 kali lebih besar. Ini dikenal sebagai "hilang massa" masalah. Selama tahun 1920-an friedman menunjukkan bahwa persamaan medan enstain memiliki solusi untuk alam semesta yang mengembang yang sangat dekat dengan persamaan 'newton cannon ball'. Persamaan hampir dibedakan dari keseimbangan energi newton. Friedmann setara.
R R k ^2 GM (2)
Diman M adalah massa total alam semesta dan R jari-jari radius keseluruhan (tidak ada bagian yang diamati). R = dR/dt adalah ‘kecepatan’ ekspansi dan k adalah ‘kelengkungan skalar’, memilih antara alam semesta terbuka, datar dan tertutup Metode Penelitian Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang Kk Fisika Teori, melalui kajian pustaka dengan studi literature, yang membahas : studi teoritis tentang alam semesta mengembang dan dark matter serta persamaan Friedmann HASIL DAN PEMBAHASAN Ekspansi Alam Semesta Ekspansi alam semesta adalah dimana alam semesta mengalami pengembangan atau perluasan. Banyak teori serta bukti yang menyatakan alam semesta itu mengembang. Pada tahun 1922 fisikawan Rusia Alexander Friedmann meramalkan alam semesta memuai atau mengalami ekspansi. Menurut friedman galaksi-galaksi juga bergerak kesamping tetapi dengan kecepatan rendah. Hal inilah yang disebut dengan alam semesta mengembang. (Andrew Liddle 2003;18) Primodial alam semesta mengembang atau memuai berawal dari suatu ledakan besar yang disebut dengan big bang dengan suhu yang sangat panas dan padat, yang kemudian mencapai kondisi seperti sekarang dimana alam semesta tidak panas seperti dulu dan semakin luas. Pembuktian bahwa jagat raya mengalami ekspansi bisa dilakukan dengan menggunakan efek Doppler. Frekwensi yang berbeda pada cahaya akan menghasilkan warna yang berbeda pula, frekwensi rendah muncul pada ujung merah, frekwensi tinggi pada ujung biru spectra. Jadi bintang menjahui kita, spektrumnya bergeser ka ujung spectra merah sedangkan bintang yang mendekati kita menunjukan pergeseran biru. Derajat pergeseran ke sisi merah dan ke sisi biru menunjukan laju gerakannya. Para astronom
Meskipun Dark Matter dialam semesta hanya 25%, akan tetapi sangat berperan dalam sebagian besar evolusi dari galaksi dan kluster serta mempercepat laju rotasi galaksi. Dark Matter ini juga dapat berinteraksi dengan materi lain melalui gravitasi, serta dengan adanya gravitasi dari Dark Matter ini sehingga galaksi-galaksi yang berada dalam cluster tidak mudah terceri berai. Para ahli astronomi berpendapat bahwa gravitasi dari Dark Matter dan materi biasa dapat memperlambat ekspansi alam semesta, akan tetapi kekuatan gravitasi dari Dark Matter belum mampu melawan besarnya energy yang membuat alam semesta terus mengembang. Jadi sepanjang Dark Energy dialam semesta lebih banyak dibandingkan dengan Dark Matter dan materi normal, maka alam semesta akan terus berekspansi. Dan apabila beberapa tahun kemudian Dark Matter dialam semesta lebih besar dibanding dengan Dark Energy, maka ekspansi alam semesta akan melambat. PENUTUP Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan, bahwa :
Saran Dari pembahasan serta kesimpulan diatas bahwa gravitasi dari Dark Matter dapat mempengaruhi ekspansi alam semesta, karena Dark Matter di alam semesta ini penting untuk dikaji guna mengetahui nasib alam semesta kita nanti, oleh karena itu penelitian ini
masih perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mempelajari sifat-sifat dari Dark Matter , dengan menggunakan referensi ilmiah yang memadai. Daftar Pustaka Anonim.2006. The Friedmann Equation. copyright2006 www.einsteins-theory-of-relativity- 4engineers.com Archive Wilson Mt.1996. The Hubble Law An Introductory Astronomy Lab. hubblelaw_students2.doc Bagla J S.2009. Hubble, Hubble’s Law and the Expanding Universe. haris-chandra research is institute Allahabad Cevallos Marissa.2004. Distribution And Detectability Of Dark Matter In The Present Universe. Research Science Institute Davies L roger.2006. Elliptical Galaxies. Institute of Physics Publishing Bristol and PhiladelphiaDOI: 10.1888/0333750888/1672© IOP Publishing Ltd 2006 SBN: 0333 750888 Gehrels Tom.2009. The Physics And Identity Of Dark Matter. Space Sciences Building, University of Arizona, Tucson, AZ 85721- Hadley J Mark.2007. Classical Dark Matter. Department of Physics, University of Warwick, Coventry CV4 7AL, UK. arXiv:gr-qc/0701100v1 17 Jan 2007 Hasan Nailul.2011. Dark Matter. http://nailulhasan.blogspot.com/2011/10/materi-gelap- dark-matter Liddle Andrew.2003. An Introduction To Modern Cosmology. Univessity of Sussex Mickle E Ronald.2008. The Search For Dark Matter Using Gravitational Lensing. Denver, Colorado 80005 ©2008 Ronald E. Mickle Pertlmutter saul.2003. Supernovae , Dark Energy, and the Accelerating Universe. © 2003 American Institute of Physics, S-0031-9228-0304-030- Pretzl Klaus.2000. In Search Of Dark Matter In The Universe. SPATIUM Published by the Association Pro ISSI twice a year