















Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Bahan Makalah Manajemen Resiko
Typology: Study notes
Limited-time offer
Uploaded on 01/05/2020
1 document
1 / 23
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
On special offer
1.1 Latar Belakang Masalah Risiko merupakan hal yang tidak mungkin dihindari dalam kehidupan ini, mengatur risiko dengan tujuan mengurangi atau memindahkan risiko kepada pihak lain adalah hal yang dapat dilakukan pelaku bisnis. Asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial). Asuransi akan membantu untuk mengganti biaya kerugian yang diderita sehingga kerugian yang diderita oleh pelaku bisnis bisa diperkecil. Dalam asuransi syariah, risiko individu atau organisasi disebar atau dibagi dengan orang atau organisasi lain yang memiliki sifat risiko yang relative sama. Berdasarkan model yang diterapkan oleh asuransi syariah, individu atau organisasi membayar kontribusi dalam bentuk sumbangan dengan ketentuan bahwa bila terjadi risiko pada salah satu peserta, peserta tersebut akan menerima bantuan dana asuransi syariah untuk menutupi kerugian yang dihadapinya. Berbeda dengan asuransi konvensional, untuk menghindari gharar, maisir, dan riba, konsep asuransi syariah memiliki tembok perlindungan, yaitu berupa kontrak atau ikatan asuransi syariah itu sendiri. Asuransi syariah tidak menggunakan perikatan jual beli, melainkan menggunakan perikatan yang sesuai dengan syariah seperti perikatan mudharabah (berbagi keuntungan) atau wakalah (Ikatan Peragenan/Perwakilan), atau ikatan lain yang sesuai dengan sifat risiko yang akan dibagi. Dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi syariah dengan sistem kontrak mudharabah. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi syariah? 1.2.2 Bagaimana karakteristik risiko yang dapat diasuransikan? 1.2.3 Bagaimana kontrak mudharabah dalam asuransi syariah?
1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi syariah. 1.3.2 Untuk memahami karakteristik risiko yang dapat diasuransikan. 1.3.3 Untuk memahami kontrak mudharabah dalam asuransi syariah. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pemindahan Risiko pada Perusahaan Asuransi Syariah Pemindahan risiko ( risk transfer ) adalah perusahaan memindahkan/ mentransfer resiko ke pihak lain yang biasanya mempunyai kemampuan lebih baik dalam hal mengendalikan resiko, baik karena skala ekonomi yang lebih bagus, atau karena mempunyai keahlian untuk melakukan manajemen resiko yang lebih baik. Alat/cara yang dapat digunakan untuk pendekatan ini yaitu berupa Asuransi. Asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang. Pertama, asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan yang disediakan pihak insurer (penjamin asuransi). 1 [1] Kedua, asuransi sebagai alat penggabungan 1 [1] Eka An Aqimuddin, Solusi Bila Terjerat Kasus Bisnis , Jakarta, Raih Asa Sukses, 2010, hlm. 104.
menduga apakah ia akan menderita sakit, lumpuh atau meninggal dunia karena kecelakaan atau karena sebab lainnya. 2.2.2 Kerugian harus dapat diukur. Kerugian yang dapat dipertanggungkan harus dapat diukur dalam hal waktu dan jumlah nominal uang, kapan seseorang itu harus memperoleh pembayaran santunan dan berapa jumlah yang akan diterima. Kejadian meninggal dunia, sakit, dan lanjut usia misalnya adalah kondisi-kondisi yang dapat diidentifikasi dalam bentuk jumlah kerugian finansial sekalipun bersifat relatif. 2.2.3 Kerugian harus berarti. Kerugian yang dapat dijamin oleh asuransi haruslah kerugian yang sangat berarti dari sisi finansial. Banyak orang yang kehilangan pulpen, sandal, atau kacamata. Namun kehilangan benda-benda tersebut secara ekonomi tidak terlalu signifikan, sehingga tidak mungkin diasuransikan. Lagi pula untuk menjamin asuransi benda-benda semacam itu, biaya administrasi yang timbul jauh lebih besar daripada nilai bendanya. Oleh sebab itu, dari sisi finansial kerugian semacam itu tidak dianggap signifikan. Kerugian yang berarti misalnya hilangnya mobil karena pencurian, kebakaran karena petir ataupun ledakan dan lain sebagainya.^3 [3] 2.2.4 Kerugian harus dapat diprediksi. Dari sisi ini, perusahaan asuransi harus dapat memprediksi secara akurat tingkat kemungkinan kerugian. Tingkat kemungkinan kerugian adalah akumulasi kerugian dari suatu kelompok tertentu (peserta asuransi) pada saat perjanjian berjalan. Kegunaan mengetahui tingkat kemungkinan kerugian ini adalah agar perusahaan asuransi dapat membuat besaran nilai premi bagi tiap-tiap peserta. Dengan demikian, jika terjadi klaim, perusahaan memiliki cukup dana untuk membayarnya. Tarif premi dibuat dengan dua tujuan, yaitu tujuan bisnis dan tujuan regulator. Tarif premi yang disusun dengan tujuan bisnis merupakan wujud dari tujuan perusahaan asuransi, yaitu memperoleh laba atau profit 3 [3] Khoiril Anwar, Asuransi Syariah : Halal dan Maslahat , Solo, Tiga Serangkai, 2007, hlm. 8.
sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sedangkan tarif premi yang dibuat untuk regulator (pemerintah), berguna untuk melindungi masyarakat dari kerugian atau perlakuan tidak fair dari perusahaan asuransi. 2.2.5 Kerugian tidak mengakibatkan katastropik pada perusahaan asuransi. Bencana adalah jenis risiko katastropik. Penyebab bisa karena faktor manusia ( man-made disaster ) atau bencana alam (natural catastrophe). Bencana katastropik menimbulkan kerusakan parah dan korban jiwa yang besar, serta mencakup wilayah yang luas. Dukungan reasuransi harus mempertimbangkan jika bencana. Meskipun ada dukungan reasuransi, saat terjadi bencana, kerugian bisa lebih besar dari dukungan reasuransi yang dipunyai oleh perusahaan asuransi. Akibatnya, kerugian yang berlebih akan merugikan perusahaan asuransi.^4 [4] 2.3 Kontrak Al-Mudharabah Kontrak al-mudharabah yang diterapkan dalam asuransi syariah yaitu kontrak kerja sama antara dua pihak (peserta dan perusahaan). Pihak yang satu memiliki uang/modal ( sahibu-mal /peserta), tetapi tidak dapat mengelola secara maksimal karena memang tidak memiliki kemampuan dan waktu. Sementara itu, pihak lain memiliki kemampuan, waktu, dan pengalaman yang baik, tetapi kurang memiliki dana disebut mudharib (perusahaan asuransi). Modal yang dimaksudkan disini adalah premi yang dibayarkan oleh peserta. Dengan begitu, pihak yang menerima modal ( mudharib ) atau perusahaan asuransi hanya berfungsi sebagai pemegang amanah dari pihak yang memberi modal/peserta untuk mengelola atau menginvestasikan dananya sesuai dengan aturan-aturan hukum Islam. Dengan kontrak al-mudharabah ini, masing-masing pihak mempunyai peran yang sempurna sehingga memiliki nilai keadilan, karena pihak satu (pemodal) tidak membebani pihak lain atas resiko yang dihadapi. Namun, semua itu dapat ditanggung secara bersama-sama. Manakala diperoleh keuntungan, dibagi antara peserta dan perusahaan asuransi, sesuai dengan nisbah yang diperjanjikan. 4 [4] Ibid ., hlm. 9-10.
3.1 Simpulan 3.1.1 Pemindahan risiko ( risk transfer ) adalah perusahaan memindahkan/ mentransfer resiko ke pihak lain yang biasanya mempunyai kemampuan lebih baik dalam hal mengendalikan resiko, baik karena skala ekonomi yang lebih bagus, atau karena mempunyai keahlian untuk melakukan manajemen resiko yang lebih baik. Alat/cara yang dapat digunakan untuk pendekatan ini yaitu berupa Asuransi. Dalam pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi syariah yaitu risiko dipidahkan dengan usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. 3.1.2 Karakteristik risiko yang dapat diasuransikan yaitu penyebab kerugian harus terjadi dengan tidak sengaja, kerugian harus dapat diukur, kerugian harus berarti, kerugian harus dapat diprediksi dan kerugian tidak mengakibatkan katastropik pada perusahaan asuransi. 3.1.3 Dengan kontrak al-mudharabah , masing-masing pihak mempunyai peran yang sempurna sehingga memiliki nilai keadilan, karena pihak satu (pemodal) tidak membebani pihak lain atas resiko yang dihadapi. Namun, semua itu dapat ditanggung secara bersama-sama. Manakala diperoleh keuntungan, dibagi antara peserta dan perusahaan asuransi, sesuai dengan nisbah yang diperjanjikan. DAFTAR PUSTAKA
Sebagian terbesar perusahaan asuransi kerugian yang memiliki bonding departemen tersendiri. Bagaimanapun kontrak/perjanjian asuransi kerugian property ( property insurance ) berbeda dari survey bond. Paling sedikit dalam 5 hal utama :
lamaran dari setiap pekerja untuk menyediakan informasi penanggungan, tetapi pekerja sebaliknya bukanlah pihak yang terlibat dalam kontrak. Pengusutan karakter pekerja seringkali paling banter asalan saja. Kadang kadang insuren pun tidak mengenal nama pekerja. Kerugian kerugian di nilai dan diperkirakan dalam premi. Hak untuk menagih dari principal tidaklah berbeda dari hak untuk mengambil kembali dari pencuri. Oleh karena itu jelas bahwa surat tanggungan yang di tulis dengan cara ini dengan jelas lebi menyerupai asuransi daripada surety bonds. 2.2 Manfaat dan Biaya Asuransi Asuransi seperti kebanyakan lembaga lembaga lainnya, menyajikan kepada masyarakat, manfaat dan biaya. Manfaat Idemnification. Manfaat asuransi yang sebenarny aadalah mengganti kerugian bagi mereka yang menderita kerugian bagi mereka yang menderita kerugian tak diharapkan. Mereka – mereka ini dipulihkan atau setidak tidaknya untuk mengubah posisi ekonomi yang sebelumnya. Keuntungan bagi individu individu ini jelas. Masyarakat juga memperoleh keuntungan karena orang – orang ini di pulihkan untuk berproduksi kembali, pendapatan pajak ditingkatkan dan dana kesejahtraan yang harus dibayar pemerintah berkurang. Mengurangi ketidakpastian ( reduction of uncertainty ). Manfaat yang lebih berarti tapi kurang nyata dari asuransi muncul dari kenyataan bahwa asuransi itu dapat :
Asuransi menciftakan biaya seperti biaya pengendalian kerugian biaya penilaian (adjustment) kerugian, biaya-biaya yang timbul untuk mencari calon tertanggung, pajak premi yang ditetapkan pemerintah dan biaya administrasi umum. Biaya-biaya yang di keluarkan ditambahkan sejumlah profit dan cadangan, mesti ditutup oleh premi yang dibebankan. Dalam kenyataannya , pekerja dan sumber-sumber lainnya yang mungkin sudah terikat dalam penggunaan lainnya dibutuhkan pula oleh perusahaan asuransi. Data berikut ini menggambarkan sebaran biaya tidak termasuk profit dan cadangan. Asuransi jiwa dalam tahun 1982 menggunakan kira-kira 16% dari jumlah total pendapatan untuk biaya tidak termasuk pajak. Variasi persentase ini cukup besar di antara kelompok industri dan asuransi- asuransi biasa, antara asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, di antara perusahaan-perusahaan asuransi dan menurut beberapa factor lainnya. Diukur dengan pendapatan premi biaya-biaya itu kira-kira 22%; tetapi income sebagai basis perhitungan lebih representatif pada kasus ini, sebab income yang bukan berasal dari premi juga cukup besar ( seperti hasil dari investasi ), maka pendapatan dari investasi secara langsung diketahui dalam perhitungan premi. Asuransi kerugian dan asuransi tanggung jawab bisa menghabiskan antara 30% dan 40% dari pendapatan premi untuk mebayar biaya-biaya,termasuk biaya penyesuaian-kerugian ( loss adjustmeng ) tetapi tidak termasuk pajak pendapatan. Persentase ini seperti dalam asuransi jiwa sangat berbeda-beda karena beberapa factor, begitu juga berbeda antara asuransi yang satu dengan yang lainnya. Rasio biaya yang lebih besar dalam kasus ini mewakili perbedaan yang besar dalam sifat proteksi yang dijual. Perbedaan ini telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu. Bahaya Moral Biaya yang kedua terdapat dalam industri asuransi adalah terciftanya moral hazard. Moral hazard adalah keadaan dimana meningkatnya kans orang pribadi dengan sengaja (1) menyebabkan kerugian atau (2) peningkatan keparahanya. Orang-orang yang tidak mengindahkan moral atau mereka percaya bahwa mereka bisa mendatangkan laba melalui penciptaan kerugian. Sebagai contoh orang melakukan pembakaran secara sengaja didorong oleh adanya kemungkinan untuk memperoleh santunan asuransi. Adapula yang melakukan penyalahgunaan perlindungan asuransi dengan jalan : (1) membuat klaim yang tidak dibenarkan, dengan maksud membebankan melalui system asuransi, kerugian seharusnya dipikul sendiri, (2) pemanfaatan pelayanan secara berlebihan misalnya tetap tinggal di hospital diluar masa pengobatan, (3) membebankan ongkos yang melebihi biaya pelayanan misalnya pelayanan dokter atau biaya bengkel, (4) pembebanan ganti rugi yang lebih besar dalam kasus pertanggungjawaban, Karena merasa terdakwa diasuransikan. Beberapa penyimpangan tersebut ada yang berupa kecurangan, yang lainnya menunjukan perbedaan kode etik di mana asuransi dilibatkan. Morale Hazard Biaya lain yang berhubungan yakni menciptakan morale hazard. Morale hazard adalah suatu keadaan yang menyebabkan orang menjadi kurang berhati-hati dibandingkan dngan pada keadaan lain. Orang tidak sadar menciptakan kerugian, tetapi kenyataan karena mereka telah diasuransikan menyebabkan mendapat lebih banyak peluang untuk melakukannya. Perbedaan kecil yang terdapat antara moral hazard dan morale hazard diciptakan oleh bidang asuransi, tetapi semua setuju bahwa tindakan orang dipengaruhi oleh sikap mereka masing-masing dan morale hazard lebih umum dari moral hazard.
Pengurangan Biaya Pengasuransiaan secara tetap mencoba mengurangi biaya melalui inovasi dalam hal-hal seperti prosedur administrasi dan metode pemasaran. Contohnya penjualan asuransi kepada kelompok orang kecuali kepada individu. Penciptaan morale hazard dan moral hazard itu sendiri dapat dicegah dengan aktivitas pengendalian kerugian. Morale hazard secara khusus dapat ditangani melalui beberapa tindakan seperti jasa pelaporan misalnya pada kebakaran yang mencurigakan. Morale hazard secara umumnya lebih efektif ditangani dengan menunjukan hubungan langsung antara premi dan kerugian dan besarnya kerugian tidak langsung dan ketidaknyamanan yang tidak ditutupi oleh asuransi. 2.3 Keterbatasan Asuransi Asuransi jelas merupakan suatu peralatan yang berfaedah untuk menangani risiko, tetapi beberapa risiko tidak dapat ditangani oleh asuransi. Berikut contoh kasus pada asuransi swasta dengan beberapa acuan asuransi yang diselenggarakan pemerintah. Keterbatasan Terhadap Risiko Murni Asuransi telah diterapkan sebagian besar hanya untuk risiko murni. Jarang risiko spekulatif telah diasuransikan. Mengasuransikan sebuah risiko spekulatif harus melihatkan premi yang mengharapkan suatu keuntungan. Tetapi asuransi adalah konsep yang dinamis, asuransi bisa diperluas dalam masa yang akan datang untuk lebih banyak menanggung risiko spekulatif itu. Berikut syarat-syarat ideal risiko yang dapat di asuransikan :
dengan mengamati pengalaman masa lampau. Jadi, peristiwa yang diamati itu sebagian besar adalah kejadian kebetulan. Pemakaian taksiran probabilitas untuk meramalkan kerugian masa depan itu didasarkan atas asumsi bahwa iajuga merupakan kejadian kebetulan. Jika tidak demikian, maka ramalan itu tidak akurat.
Risiko yang Dapat Diasuransikan Tidaklah Selalu Memenuhi Syarat Ideal Risiko-risiko yang dapat diasuransikan seharusnya memenuhi 4 macam persyaratan tersebut tetapi sedikit sekali risiko yang sekarang diasuransikan oleh satu atau lebih pengasuranisan yang memiliki syarat tersebut, malahan banyak risiko yang dipandang dapat diasuransikan karena pengamanan tertentu telah diperkenalkan. Beberapa risiko yang sifatnya dapat diasuransikan diragukan berdasarkan standar ini, ternyata telah diasuransikan, karena penting bagi masyarakat tersedianya perlindungan terhadap peril tertentu, karena tekanan-tekanan masyarakat, karena risiko itu dianggap dapat bersifat dapat diasuransikan dimasa yang akan datang atau karena alasan-alasan lain, masing-masing perusahaan asuransi bisa berbeda-beda dalam penilaian mereka terhadap berbagai risiko. Sebagian pengasuransi menilai suatu risiko sebagai risiko bersifat tak dapat diasuransikan, sedangkan yang lainnya secara tegas mengatakan risiko tersebut dapat diasuransikan. Ada pula yang dapat mengasuransikan risiko di mana sedikit unit yang terbuka terhadap exposure yang sama karena perhitungan dapat diramalkan bagi perusahaan yang bersangkutan dipandang dari sudut total pertanggungan. Risiko kerugian karena kebakaran merupakan suatu risiko yang tidak dapat diasuransikan karena merupakan risiko catastrophe. Sejumlah besar unit yang dimiliki oleh orang-orang yang berkepentingan untuk perlindungan asuransi terbuka (exposure) terhadap risiko kebakaran walaupun banyak unit-unit rumah itu berdekatan satu sama lainnya, tetapi ketidakterkaitan/indepedence dapat dicapai hingga tingkat kepuasan tertentu untuk tujuan praktis, dengan jalan mengasuransikan unit-unit yang hanya tersebar atau dengan mengasuransikan unit yang berdekatan kepada pengasuransian lainnya. Dengan jalan demikian kerugian tertentu dari segi waktu, tempat dan jumlah; kerugian harapan dapat dihitung; kerugian pihak tertanggung akan merupakan kerugian
mampu untuk menanggung risiko tersebut sebab ada hambatan kelembagaan yang akan diuraikan dibawa ini :
karena itulah pemerintah dapat menyebarkan biaya program itu atas eksposure yang kualitasnya bervariasi. Dengan asuransi wajib ini, penanggung sanggup mengubah-ngubah tingkat premi sepanjang waktu, menurut keperluannya, tanpa mersa takut kehilangan nasabahnya. Dengan cara ini memungkinkan pula untuk menutup kerugian yang diderita dimasalalu untuk alasan-alasan inilah asuransi-asuransi pemerintah seharusnya tersedia untuk melindungi deposan bank terhadap kegagalan bank, dan untuk melindungi orang-orang terhadap kehilangan pekerjaan. Selanjutnya tambahan pula selain menaikan premi, bila ini dibutuhkan, pemerintah juga bisa dalam berbagai kasus mengurangi manfaat-manfaat dengan mengeluarkan suatu peraturan. Suatu opsi tidak tersedia untuk tertanggung yang terikat dengan suatu kontrak yang sah. Melalui kekuatan perpajakannya, pemerintah mungkin juga mensubsidi program-program masyarakat atau swasta, bahkan perusahaan asuransi pemerintah, malahan lebih suka opersi yang lebih stabil yang dimungkinkan apabila penaksiran risiko merupakan aproksimasi risiko ideal yang ditanggung. Penggunaan asuransi bersama metode penanganan risiko yang lain Asuransi mungkin diterapkan dengan kombinasi metode lainnya. Pengendalian kerugian mungkin sudah tentu selalu dipraktekkan dalam kombinasi dengan asuransi, tetapi keuntungan dan kemungkinan penggabungan asuransi dengan retensi memerlukan penjelasan lebih lanjut Deductible dan excess insurance merupakan contoh peralatan asuransi yang membuat penggunaan kombinasi ini menjadi mungkin. Deductible memungkinkan tertanggung untuk memikul semua atau tipe tertentu dari kerugian sampai batas suatu jumlah tertentu, sementara penanggung menanggung semua atau sebagian kerugian diatas batas jumlah yang telah ditentukan itu. Secara normal tertanggung boleh memilih salah satu dari beberapa jumlah deductible. Mengabaikan bentuk deductibe ini, efek yang jelas adalah suatu pengurangan jumlah premi dari suatu perlindungan tertentu bagi suatu asuransi. Ini khusus bisa dicatet bila kerugian yang tidak diasuransikan karena deductible ini relatif sangat beragam. Biaya loss- adjusment juga berkurang bagi insurer jika kerugian yang tidak diasuransikan itu kecil, pengaruh biaya kerugian yang tidak masuk itu bahkan mungkin melebihi akibat tidak memasukan kerugian-kerugian itu sendiri. Dua alasan ini menerangkan karena deductible paling sering bila kerugian kecil relatif lebih penting daripada kerugian yang besar dan frekuensi kerugian agak tinggi. Alsan lain mengapa premi bisa dikurangi adalah karena orang