Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Assigment for everyday in wednesday, Assignments of Applied Mechanics

Praktik peleburan logam oleh bapak widi widayat pada hari rabu

Typology: Assignments

2020/2021

Uploaded on 04/12/2021

choirul-maulana
choirul-maulana 🇮🇩

2 documents

1 / 9

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah Pengecoran Logam
NAMA . Dwi Choirul Maulana
Nim . 5211418033
Rombel . 2 (Dua)
Jawaban Ujian:
1. Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cairan logam yang dimasukkan
ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian
dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin. Dan juga Pengecoran
Logam adalah suatu proses manufaktur yang dilakukan untuk menghasilkan bentuk yang
mendekati bentuk geometri akhir produk jadi.
Keuntungan:
1. Dapat menghasilkan bagian dengan bentuk kompleks, terutama kosong dengan rongga
dalam yang kompleks.
2. Adaptasi yang luas. Bahan logam yang biasa digunakan dalam industri dapat dicetak,
beberapa gram hingga ratusan ton.
3. Bahan baku berasal dari berbagai sumber dan tidak mahal, seperti skrap, dll.
4. Bentuk dan ukuran coran sangat dekat dengan bagian-bagiannya, yang mengurangi
jumlah pemotongan dan menjadi bagian dari pemrosesan non-pemotongan.
5. Ini banyak digunakan. 40% ~ 70% dari mesin pertanian dan 70% ~ 80% dari alat-alat
mesin adalah coran.
Kekurangan:
1. Sifat mekanik tidak sebaik tempa, seperti struktur kasar, banyak cacat, dll.
2. Dalam pengecoran pasir, produksi sepotong dan kecil menghasilkan intensitas tenaga
kerja yang tinggi.
3. Kualitas casting tidak stabil, ada banyak proses, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kompleks. Mudah untuk menghasilkan banyak cacat.
Teknik ini lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan teknik-teknik perlakuan pada
logam yang lainnya.
pf3
pf4
pf5
pf8
pf9

Partial preview of the text

Download Assigment for everyday in wednesday and more Assignments Applied Mechanics in PDF only on Docsity!

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah Pengecoran Logam

NAMA. Dwi Choirul Maulana

Nim. 5211418033

Rombel. 2 (Dua)

Jawaban Ujian:

  1. Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cairan logam yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin. Dan juga Pengecoran Logam adalah suatu proses manufaktur yang dilakukan untuk menghasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Keuntungan:
    1. Dapat menghasilkan bagian dengan bentuk kompleks, terutama kosong dengan rongga dalam yang kompleks.
    2. Adaptasi yang luas. Bahan logam yang biasa digunakan dalam industri dapat dicetak, beberapa gram hingga ratusan ton.
    3. Bahan baku berasal dari berbagai sumber dan tidak mahal, seperti skrap, dll.
    4. Bentuk dan ukuran coran sangat dekat dengan bagian-bagiannya, yang mengurangi jumlah pemotongan dan menjadi bagian dari pemrosesan non-pemotongan.
    5. Ini banyak digunakan. 40% ~ 70% dari mesin pertanian dan 70% ~ 80% dari alat-alat mesin adalah coran. Kekurangan:
    6. Sifat mekanik tidak sebaik tempa, seperti struktur kasar, banyak cacat, dll.
    7. Dalam pengecoran pasir, produksi sepotong dan kecil menghasilkan intensitas tenaga kerja yang tinggi.
    8. Kualitas casting tidak stabil, ada banyak proses, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kompleks. Mudah untuk menghasilkan banyak cacat. Teknik ini lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan teknik-teknik perlakuan pada logam yang lainnya.
  1. Sand Casting:

Gambar bagan proses sand casting.

Gambar tahapan proses sand casting. Setelah proses perancangan produk cor yang menghasilkan gambar teknik produk (a) dilanjutkan dengan tahapan-tahapan berikutnya : b. Menyiapkan bidang dasar datar atau pelat datar dan meletakan pola atas (cope) yang sudah ada dudukan inti dipermukaan pelat datar tadi. c. Seperti pada langkah c, untuk cetakan bagian bawah (drag) beserta sistem saluran. d. Menyiapkan koak inti (untuk pembuatan inti) e. Inti yang telah jadi disatukan (inti yang dibuat berupa inti setengah atau paroan inti)

Kekurangan dari bahan pola logam yaitu:  Tingkat kesulitan perjakan  Tidak bisa mengerjakan pola yang rumit bentuk maupun ukurannya.

  1. Resin sintetis Kelebihan bahan pola dari resin sintetis yaitu:  Dapat digunakan untuk bentuk dan ukuran yang rumit  Biasanya untuk produksi massal Kekurangan bahan pola dari resin sintetis yaitu:  Harganya relatif mahal dan sulit didapat
  1. Inti (core) adalah bagian dari cetakan yang dibuat secara terpisah, yang berfungsi untuk membentuk profil didalam maupun diluar permukaan benda dan bisa digunakan juga untuk pemisah/pembentuk leher riser pada cetakan yang biasa disebut “backing core”. Perangkat utama yang diperlukan untuk membuat inti adalah kotak inti, yang bisa terbuat dari kayu ataupun logam. Inti Bisa Dibuat Dari Beberapa Jenis Pasir Cetak, Diantaranya :
    1. Pasir CO₂. Campuran pasir CO₂, antara lain :  Pasir kuarsa/silika.  Water glass : 2%-5% dari pasir.  Bahan tambahan : 1%.  Gas CO₂ : sebagai pengeras. Prinsipnya adalah water glass/air kaca yang dicampurkan ke pasir berfungsi sebagai pengikat butiran pasir dan apabila water glass/air kaca tersebut ditiup dengan gas CO₂ akan mengeras menjadi kristal.
    2. Pasir pepset. Campuran pasir pepset, antara lain :Pasir kuarsa/silika.  Komponen 1 : 0,8% dari pasir.  Komponen 2 : 0,8% dari pasir.  Katalisator : 0,5%-1,8% bersama dengan komponen 1 atau 2 pada pencampuran tahap pertama. Pada prinsipnya proses pengerasan telah terjadi pada saat komponen 1 dicampurkan dengan komponen 2, namun tanpa katalisator proses tersebut berlangsung sangat lama,

dengan katalisator proses pengerasan terjadi beberapa menit setelah pencampuran secara seketika.

  1. Pasir furan. Pasir furan hampir sama dengan pasir pepset, sifat dan karakternya yang membedakan hanyalah jenis katalis dan pengikatnya saja. Jenis pasir ini juga merupakan pasir yang mengeras sendiri.
  2. Pasir croning/RCS (resin coated sand). Cara penggunaannya yaitu pertama-tama kotak inti dibakar atau dipanaskan lalu pasir croning/ RCS dimasukkan kedalam kotak inti tersebut, tunggu beberapa saat sambil memberikan pengaturan panas yang seimbang atau merata (pemanasan sampai temperatur 2000°C).
  3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Cacat pada Coran Proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pembuatan cetakan, proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk menghasilkan coran yang baik maka semuanya harus direncanakan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Namun hasil coran sering terjadi ketidak sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi pada coran dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu :
  4. Desain pengecoran dan pola
  5. Pasir cetak dan desain cetakan dan inti
  6. Komposisi muatan logam
  7. Proses peleburan dan penuangan
  8. Sistim saluran masuk dan penambah. 2. Macam-Macam Cacat Coran Komisi pengecoran internasional telah membuat penggolongan cacat-cacat coran dan dibagi menjadi 9 macam, yaitu :
  9. Ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang dapat dilakukan misalnya menggunakan pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak benyak mengandung unsur lumpur.
  10. Lubang-lubang Cara Mengatasi
    1. Pada peleburan di kopala, cairan coran harus bersih dengan menjaga tingginya alas kokas, dengan menghindari tiupan yang berlebihan, dengan menghilangkan

Tujuannya:  Memperbaiki mampu mesin dan mampu bentuk pada baja  Memperbaiki keuletan dan ketangguhan  Menurunkan atau menghilangkan ketidak homogenan struktur mikro  Menghaluskan ukuran butiran kristal(Grain Size)  Menghilangkan tegangan dalam (internal stress) atau tegangan sisa (residual stress)  Mengurangi kandungan gas di dalam logam  Mengurangi tegangan dalan atau sisa Prosedurnya: Logam (Baja) dipanaskan smp temperatur Austenit/diAustenisasi ditahan beberapa waktu kemudian didinginkan lambat di dalam tungku. Temperatur Austenisasi tergantung pd kadar karbon dari baja itu sendiri. Dengan proses pada baja hipo eutektoid:  Pemanasan dilakukan pada temperatur Austenisasi yaitu sekitar 50°C diatas Garis AC3 dan diamkan pada suhu tsb utk jangka waktu tertentu, kemudian diikuti dg pendinginan lambat di dalam tungku/dapur.  Pada temperatur Austenisasi pembentukan Fasa Austenit akan mengubah struktur yg sebelum dilakukan pemanasan, Fasa austenit yg terbentuk relatif halus.  Pendinginan yg lambat dlm tungku akan menyebabkan Fasa austenit mengurai menjadi Fasa Perlit dan Fasa Ferit Pemanasan yg terlalu tinggi di atas AC3 akan menyebabkan Austenit tumbu shg dpt merugikan sifat baja yg diproses.  Normalizing Tujuannya:  Untuk memperhalus butir kristal  Memperbaiki mampu mesin  Mengurangi/menghilangkan tegangan sisa  Memperbaiki sifat mekanik baja karbon struktural dan baja paduan rendah Prosesnya: Baja dipanaskan di atas suhu A3 atau Acm (±30 – 40°C) dan ditahan pd suhu tsb beberapa waktu tertentu, kemudian didinginkan di udara bebas.  Quenching Prosesnya: Memanaskan baja smp ke temperatur Austenisasi dan ditahan pd suhu tsb utk bebrapa waktu (holding Time) kemudian didinginkan dengan sangat cepat dg cara dimasukkan ke dalam mesia: air, oli, air garam dll, shg didapat Fasa Martensit.

 Mar Quenching Disebut juga Mar Temper atau Celup Terputus. Prosesnya: Baja dipanaskan smp temperatur Austenit kemudian didinginkan cepat tapi kemudian ditahan di atas temperatur MS (Martensit Start) smp sebelum kurva ts (transformation Start) dilanjutkan didinginkan lagi secara cepat shg menghasilkan Martensite (Kurva b)  Tempering Tujuan: Memperoleh kombinasi antara kekuatan dan ketangguhan yg tinggi. Prosesnya: Memanaskan baja hasil Quencing atau Mar Quencing (krena Fasanya Martensit yg keras, getas dan rentan retak) smp ke temperatur di bawah Austenisasi (A1) dan ditahan pada suhu tsb utk bebrapa waktu (holding Time) kemudian didinginkan di udara bebas.

  1. Pembuatan pulley aluminium (paduan Al-Si) pada cetakan pemanen (permanent mold).
    1. Desain Produk Produk yang akan dihasilkan oleh cetakan ini adalah sebuah pulley yang biasa digunakan pada mesin-mesin baik yang sederhana maupun mesin-mesin yang modern. Produk tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Produk pulley yang akan dibuat

  1. Pemilihan Bahan Bahan dari pulley yang akan dicor adalah aluminium (paduan Al-Si). Alasan dipilih bahan ini adalah karena titik lebur aluminium berada jauh dibawah titik lebur baja, jadi dapat menghasilkan produk dengan jumlah yang besar dan umur cetakan diperkirakan sangat lama.
  2. Bentuk Cetakan Dengan menggunakan cetakan permanen.