


















Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
accountingand financial document
Typology: Summaries
1 / 26
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan secara bertahap dimana pembayaran yang terjadi dalam transaksi penjualan angsuran adalah pembayaran uang muka dan pembayaran angsuran secara periodik (biasanya termasuk bunga). Penjualan angsuran terdiri dari 3 jenis yaitu penjualan aset tetap, penjualan barang dagangan, dan tukar tambah. Masalah akuntansi dari penjualan angsuran dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
Pendapatan Bunga (mencatat pembayaran angsuran ke4) Rp 6.250. 1 Juli 20 21 Kas Rp 30.000. Piutang Angsuran (^) Rp 25.000. Pendapatan Bunga (mencatat pembayaran angsuran ke-5) Rp 5.000. 1 Des 20 21 Kas Rp 28.750. Piutang Angsuran Rp 25.000. Pendapatan Bunga Rp 3.750. (mencatat pembayaran angsuran ke-6) 1 Juli 20 22 Kas Rp 27.500. Piutang Angsuran Rp 25.000. Pendapatan Bunga Rp 2.500. (mencatat pembayaran angsuran ke-7) 1 Des 20 22 Kas Rp 26.250. Piutang Angsuran Rp 25.000. Pendapatan Bunga Rp 1.250. (mencatat pembayaran angsuran ke-8) 4. Jurnal penyesuaian (metode laba diakui secara proporsional) Tanggal Ayat Jurnal 31 Des 20 19 Laba belum direalisasi Rp 20.000. Laba penjualan Rp 20.000. 31 Des 20 20 Laba belum direalisasi Rp 10.000. Laba penjualan Rp 10.000. 31 Des 20 21 Laba belum direalisasi Rp 10.000. Laba penjualan Rp 10.000. 31 Des 20 22 Laba belum direalisasi Rp 10.000. Laba penjualan Rp 10.000.
Pemilikan Kembali Aset Tetap (Kegagalan Pelunasan Piutang Angsuran) Apabila konsumen gagal melunasi hutang-hutangnya maka seluruh rekening riil yang berhubungan dengan piutang angsuran dibatalkan dan aset tetap yang dijualbelikan dinilai sebesar nilai pasar pada waktu itu. Perusahaan juga akan mengakui keuntungan atau kerugian karena kegagalan pelunasan piutang angsuran dimana keuntungan atau kerugian diakui sebesar selisih antara harga pasar dengan nilai buku dari aset tetap tersebut. Cara menghitung Laba/rugi pemilikan kembali adalah tergantung dari metode yang digunakan saat melakukan pencatatan penjualan aset tetap tersebut. Jika perusahaan menggunakan metode:
Contoh Kasus: Penjualan & Pemilikan Kembali Aset Tetap Pada tanggal1 Januari 20xx, Kanindotex membeli mesin dari seharga US$ 12,500. Harga pokok mesin adalah sebesar US$ 9,000 dengan uang muka US$ 3,500 dan sisanya dibayar dalam jangka waktu I tahun dengan 6 kali angsuran (dibayar setiap 2 bulan) mulai bulan Februari. Bunga ditetapkan sebesar 12 % per tahun. Setelah mengangsur 3 kali, Kanindotex €dak sanggup melunasi dan mengembalikan mesin tersebut pada tokonya. Nilai mesin pada saat pengembalian sebesar US$ 8,000. Perjanjian jual beli ini terjadi saat kurs 1 U$ = Rp 8.000. Sayota melakukan pencatatan dengan metode laba diakui secara proporsional Diminta :
Jawaban soal 2 Tabel Perhitungan Bunga (da!am RP dan 000) Tanggal (^) Saldo pokok awal Angsuran pokok (a) Bunga (b) Total (a+b) Saido pokok akhir 1/2/20xx 72.000 12.000 1.440 13.440 60. 1/4/20xx 60.000 12.000 I .200 13.200 48. 1/6/20xx 48.000 12.000 960 12.960 36, Tanggal Ayat Jurnal 1 Feb 20xx Kas RP 13.440. Piutang Angsuran RP 12.000. Pendapatan Bunga RP 1.440. (mencatat pembayaran angsuran ke-l) 1 Apr 20xx Kas Rp 13.200. Piutang Angsuran Rp 12.000. Pendapatan Bunga Rp 1.200. (mencatat pembayaran angsuran ke-2) 1 Juni 20xx Kas Rp 12.960. Piutang Angsuran Rp 12.000. Pendapatan Bunga Rp 960. (mencatat pembayaran angsuran ke-3) Jawaban soal 3 Perhitungan % Laba Kotor = (Rp 28.000.000 ÷ Rp 100.000.000) x 100% = 28 % Sudah lunas = Rp 28.000.000 + (3 x Rp2.000.000) = Rp 64.000. Laba yang direalisasi = Rp 64.000.000 x 28% = Rp 17.920. Selisih laba = Rp 28.000.000-Rp 17.920.000 = Rp 10.080.000 (gagal)
Contoh Kasus: Tukar Tambah — Trade In Toko Honda menjual motor baru kepada Tn. Dany. Tn Dany menyerahkan motor miliknya sebagai uang muka, kesepakatan antara kedua belah pihak antara Iain sebagai berikut:
A. Pengertian Penjualan Konsinyasi Dalam bisnis modern banyak strategi yang digunakan untuk memasarkan barang dagangan. Mencari cara bagaimana supaya barang yang telah diproduksi atau dibeli bisa segera terjual dan dan memberi manfaat bagi pembeli. Hal yang perlu diperhatikan dalam bisnis sekarang adalah bagaimana cara memperluas pemasaran dan memperoleh konsumen fanatik serta menghemat biaya. Dalam praktiknya ternyata cara yang banyak digunakan adalah penjualan konsinyasi. Banyak unit usaha yang mempraktikkan penjualan jenis ini. Penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan dua pihak, dimana satu pihak selaku pemilik barang atau pengamanat atau consignor dan satu pihak sebagai komisioner atau penerima amanat atau consignee yang kemudian penerima amanat berkewajiban untuk menjualkan barang dari pengamanat dengan imbalan berupa komisi yang telah disepakati. Bagi pengamanat atau consignor barang yang telah dikirim kepada penerima amanat disebut sebagai barang konsinyasi (consignment out) dan bagi penerima amanat atau consignee disebut barang komisi (consignment in). Secara sederhana konsinyasi bisa disebut dengan titipan. Oleh karena itu maka adanya transaksi antara consignor dengan consignee kepemilikan barang tidak berpindah. Meskipun telah terjadi perpindahan pengelolaan dari consignor ke consignee kepemilikan tetap berada di tangan consignor. Baru hak milik akan pindah dari consignor ke consignee, jika terjadi penjualan consignee kepada consumen atau pihak ketiga. Hal tersebut di atas, yang membedakan transaksi penjualan reguler pada umumnya denganntransaksi penjualannkonsinyasi. Dalam transaksinpenjualan biasa haknmilik berpindah saat barangnditerima pembeli. Sehingga pencatatan akuntansinya akan menimbulkan pendapatan. Sedangkan transaksi konsinyasi adalah sebaliknya dan atas transaski tersebut pencatatan akuntansinya belum mengakui adanya pendapatan. Penjualan dengan sistem konsinyasi perlu memperhatikan beberapa hal, yakni :
Adapun ringkasannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini Pencatatan Penjualan Konsinyasi Bagi Pengamanat (Consignor) dengan Metode Laba Terpisah No Keterangan Debet Kredit 1 Barang Konsinyasi-Pengirim Barang Persediaan Barang_Dagang (Pengiriman barang 0 dagang kpd konsinyi) Xxx Xxx 2 Barang Konsinyi-Biaya Ongkos 0 Kirim Kas (Pembayaran Ongkos Kirim) Xxx xxx 3 Kas Penjualan Konsinyasi HPP Penjualan 0 Konsinyasi Barang 0 Konsinyasi-Biaya Ongkos Kirim Barang Konsinyasi-Penjualan (Penerima’7uang hasil penjalan dan laporan pencatatan HPP) xxx xxx xxx xxx xxx Jika rekening barang konsinyasi bersaldo di kredit, maka terjadi laba saat pengkreditan hasil penjualan barang konsinyasi. Namun sebaliknya jika bersaldo disebelah debet, hal ini menunjukkan terjadi rugi. Jika belum terjual, elemen persediaan untuk barang konsinyasi harus dipisahkan dengan persediaan yang berada digudang saat menyusun laporan periode tertentu agar tidak terjadi kerancuan. Terkait pencatatan yang perlu dicatat oleh pengamat mencakup transaksi:
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah 1) Saat mengeluarkan kas untuk biaya kirim Berikut pencatatan yang dilakukan: Tanggaln NamanRekeningndan nNo.n nJumlahn nKeterangann nRekn nDebetn nKreditn Kasnr xxxx PiutangnKomisioner xxxx
Metode Periodik/Fisik
1. Metode Terpisah Disebut sebagai metode terpisah karena dalam pencatatannya dilakukan pemisahan atas laba rugi yang didapat dari penjualan biasa maupun konsinyasi. Pemisahan ini juga berlaku untuk pendapatan dan biaya yang dikeluarkan terhadap penjualan konsinyasi. Bagian akuntansi akan menggunakan rekening “Barang Komisi” untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya terkait yang kemudian akan didebetkan dengan biaya dan pendapatan yang berhubungan. Adapun hal yang dicatat oleh komisioner mencakup :